Kisah Pilu Henry Pu Yi, Kaisar Termuda Sekaligus Terakhir China, Nasibnya Tragis di Pengujung Usia

Dalam usia muda ia sudah menghadapi berbagai masalah dalam keluarga hingga kondisi kerajaan yang tak lagi berpihak.

Open Source Studio - NTU
Ilustrasi Kaisar China 

TRI BUN-MEDAN.com - Diangkat jadi kaisar sejak usianya tiga tahun, Henry Pu Yi menjadi kaisar terakhir China yang kisah hidunya tragis.

Diceraikan istri-istrinya, kabur ke Jepang di tawan sampai akhirnya meninggal dunia dalam kondisi ia sebagai warga biasa.

Padahal semasa kecilnya Henry Pu Yi begitu dimanja oleh penjaganya di dalam sebuah istana.

Namun cerita indahnya tidak berlangsung lama.

Dalam usia muda ia sudah menghadapi berbagai masalah dalam keluarga hingga kondisi kerajaan yang tak lagi berpihak.

Inilah Kisah Henry Pu Yi kaisar terakhir China

tribunnews
Kaisar terakhir China, Henry Pu Yi ((DW INDONESIA) via kompas.com)

Tak ada yang mengira, lelaki yang kurus berkacamata itu dulunya adalah seorang kaisar.

Ia memang sudah bersama warga sipil setelah ia melepas jabatannya sebagai kaisar.

Orang-orang banyak yang lalu lalang tak begitu simpati kepadanya.

Henry Pu Yi tua berada di sebuah taman di botani di kota Beijing, China.

Pada suatu hari yang cerah di satu musim panas tahun 1960-an, seorang lelaki tua terlihat tengah merawat tanaman bunga dengan telaten. Tidak ada yang istimewa dari pria yang mengenakan jaket sederhana ini.

Orang-orang yang berlalu-lalu di taman tidak tahu, bahwa pria kurus berkacamata yang tampak terlupakan dan menyatu dengan latar belakang ini pernah memimpin sebuah kerajaan besar. Laki-laki itu adalah Henry Pu Yi, kaisar terakhir Cina.

Menjadi pemimpin terakhir di suatu negara atau kerajaan memang seringnya disertai kisah yang dramatis dan penuh intrik. Tidak terkecuali baginya.

Aisin Gioro Puyi atau juga dikenal dengan nama Henry Pu Yi lahir pada tanggal 7 Februari 1906 di Cina.

Saat belum genap berusia tiga tahun, ia sudah diangkat menjadi kaisar. Dikarenakan masih sangat muda, Pu Yi bahkan harus digendong ayahnya saat berjalan menuju Takhta Naga di hari pelantikannya sebagai kaisar pada tahun 1908.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved