Bagai Pertandingan Bandit! Balasan China Jika AS Berani Batasi Impor 'Onderdil', Obat Jadi Senjata
Terutama jika AS terus-terusan membuat China 'kelaparan' akan semikonduktor untuk perusahaan-perusahaan teknologi mereka.
TRI BUN-MEDAN.com - Perang dagang antara China dan AS bagaikan perkelahian bandit yang tega saling menjegal satu sama lain.
Mengutip South China Morning Post, Beijing dapat jadikan ekspor obat menjadi senjata jika administrasi Trump tidak berhenti mempercundangi mereka.
Dalam hal ini, dilaporkan Washington telah meningkatkan tekanan mereka terhadap perusahaan teknologi China.
Salah satunya adalah Huawei yang perlu onderdil dan komponen dari perusahaan AS.
• SERING Naik Bus AKAP, Ternyata Ini Alasan Kenapa Toilet Bus Bukan untuk BAB?
Hal tersebut disampaikan oleh ekonom China Li Daiokui.
Lalu apa maksudnya dengan menjadikan ekspor obat sebagai senjata?
Rupanya, Li sebutkan China bisa saja membatasi jumlah obat yang diekspor ke AS.
AS selama ini bergantung hebat pada obat-obatan dari China, meskipun Trump maupun kandidat lawannya dari Partai Demokrat Joe Biden sudah berjanji untuk mengatasi dan melepaskan ketergantungan mereka dari obat China.
• Startup Asal Indonesia Masuk Daftar Health Tech Global Paling Menjanjikan
Trump dan Biden telah berjanji untuk mengganti lokasi produksi obat-obatan kembali ke AS, memberi lebih banyak pekerjaan kepada warga AS dan menghentikan ketergantungan kepada pabrik obat seperti China.
Meski tekanan itu belum dilakukan oleh China, Li mengatakan hal itu bisa hanya menghitung waktu.
Terutama jika AS terus-terusan membuat China 'kelaparan' akan semikonduktor untuk perusahaan-perusahaan teknologi mereka.
"Untuk vitamin dan antibiotik, lebih dari 90% bahan mentah diproduksi di China," ujar Li kepada media lokal.
• Sebelum Travelling di Era New Normal, Ini yang Wajib Kamu Persiapkan
"AS tentu saja tidak bisa memproduksi semuanya dalam waktu singkat.
"Tentunya, kita tidak akan memulai perang ala bandit ini, tapi jika AS terus-terusan bertingkah seperti bandit maka kami bisa lakukan hal yang sama."
Hubungan AS dan China telah rusak sampai titik yang paling parah beberapa bulan belakangan ini setelah isu yang bercampur-campur antara lain perang dagang, diplomasi, pandemi Covid-19 dan demokrasi Hong Kong.
