TRIBUN-MEDAN-WIKI: Pohul Pohul Kue Khas Batak yang Legendaris dan Filosofinya
Barangkali sebagian anak milineal Sumatera Utara (Sumut) saat ini merasa asing jika mendengar nama Kue Pohul Pohul.
Laporan Reporter Tribun Medan/Aqmarul Akhyar
TRIBUN-MEDAN-WIKI.com - Barangkali sebagian anak milineal Sumatera Utara (Sumut) saat ini merasa asing jika mendengar nama Kue Pohul Pohul.
Padahal kue atau penganan ini merupakan salah satu ikon kuliner dari daerah Sumut.
Penganan ini merupakan kudapan khas tradisional Batak yang berasal dari Tapanuli.
Pohul Pohul berbentuk seperti kepalan jari tangan, sesuai namanya yang dalam bahasa Batak artinya kepalan tangan.
Pada masa dahulu, penganan ini menjadi camilan yang disajikan pada acara-acara adat Batak.
Seperti acara marhusip, yakni musyawarah adat persiapan pernikahan.
Namun saat ini, penganan ini disajikan dalam berbagai acara.
Tak hanya itu saja, Pohul Pohul juga sering menjadi buah tangan dalam kunjungan adat. Misalnya saat membahas rencana pernikahan antar keluarga.
Penganan yang bentuknya tergolong unik ini biasanya dijadikan oleh-oleh bersama olahan ikan mas.
Hal ini tentunya Pohul Pohul tak hanya sekadar penganan ringan.
Ada filosofi di dalam penganan tersebut.
Pertama, Pohul Pohul dibentuk dengan diremas secara kuat, sehingga menjadi kue yang kuat, tak mudah hancur.
Kedua, bekas lima jari dalam permukaan kue melambangkan dua hal.
Di antaranya yaitu jabatan tangan tanda kesepakatan dan lima waktu penting dalam budaya Batak yang disebut "hatihasilima" yaitu: poltak mata ni ari (saat terbit matahari), pangului (pagi hari), hos ari (tengah hari), giling ari (jelang sore), dan bot ari (matahari terbenam).