Alasan Tiongkok Jadi Tebal Muka Pertahankan Klaim Nine Dash Line Meski Jelas-jelas Ditentang Dunia
Namun, negeri Panda terus melakukan klaim atas Laut China Selatan meskipun seluruh dunia mengecam tindakannya.
TRI BUN-MEDAN.com - Berdasarkan Global Fire Power, China menempati urutan ketiga sebagai negara dengan militer terkuat di dunia.
China berada di bawah Amerika Serikat (AS) yang ada di urutan pertama dan Rusia yang berada di peringkat ke dua.
Dengan demikian, China dapat disebut sebagai negara dengan kekuatan militer tertinggi di antara negara-negara di benua Asia.
Kendati demikian, hal itu tak menjadi alasan bagi Tiongkok untuk mempertahankan klaimnya terhadap Laut China Selatan.
• Misteri Keberadaan Soeharto saat G30S/PKI, Kabar Bersemedi Terkuak, Diminta Seorang Dukun? Faktanya
Seperti yang kita ketahui Laut China Selatan secara hukum internasional bukanlah milik China.
Namun, negeri Panda terus melakukan klaim atas Laut China Selatan meskipun seluruh dunia mengecam tindakannya.
Ternyata tindakan China bermuka tebal atas klaim Laut China Selatan berdasar pada catatan kuno ini.
Menurut Al Jazeera, selama bertahun-tahun, China melabuhkan klaim atas Laut China Selatan pada nine dash line atau "sembilan garis putus-putus."
• Ini Tipe Pria Idaman Chef Renatta, Tak Harus Tinggi yang Penting Cocok dan Bisa Masak
China mengklaim hampir 90 persen perairan yang disengketakan sejauh selatan pulau Borneo dengan Malaysia, dan Brunei yang diterbitkan China.
Menunjukkan garis imajiner yang hampir mencakup pantai negara tersebut.
Menggunakan garis kontroversial itu, China telah meningkatkan aktivitas di Laut China Selatan dimulai dari Kepulauan Paracel sejak 1970-an dan 1980-an.
Kemundian berlanjut ke Kepulauan Spratly pada 1990-an, dan Scrborough Shoal pada awal 2000-an.
• Fantastis, Harta Kekayaan Calon Wakil Bupati Simalungun Tercatat Rp 149 Miliar di LHKPN KPK
Menurut Cabalza, seorang analis kemanan dan rekan di National Defense University di Beijing, mengatakan China secara strategis mendekati "teka-teki di Laut China Selatan."
Dia menambahkan, bahwa pandemi virus corona memberinya banyak peluang untuk menjalankan kepentingannya itu.
"Sepertinya China menang," tulis Al Jazeera, mencatat bagaimana China memiliterisasi perairan yang disengketakan itu.