Tanggapi Isu Kebangkitan Komunis, Menohok Respons Putra Pahlawan Revolusi Mayjen Sutoyo Siswohardjo

Hampir setiap tahun menjelang 30 September, isu kebangkitan komunisme atau Partai Komunisme Indonesia ( PKI) menguat yang digaungkan kelompok tertentu

Editor: Tariden Turnip
Intisari
Tanggapi Isu Kebangkitan Komunis, Menohok Respons Putra Pahlawan Revolusi Mayjen Sutoyo Siswohardjo. Tujuh Pahlawan Revolusi 

Ideologi komunisme bertujuan mengatasi kemiskinan, pengangguran dan pengungsian, sebagai sistem dari hasil masa lalu.

Karena itu, Agus Widjojo menyarankan dalam menghadapi kebangkitan komunisme, lebih baik menghilangkan segala isu yang berkaitan tentang kemiskinan dan pengangguran.

Karena itu, yang lebih penting adalah bagaimana pembangunan di Indonesia dapat untuk mengatasi kemiskinan pengangguran pengungsian.

Agus Widjojo menganggap sejarah bangsa tentang PKI tidak untuk mencari pihak yang salah atau yang benar.

Agus Widjojo juga menilai polemik itu hanya akan merugikan generasi muda.

"Polemik semacam ini yang tak mengandung pengertian akademik intelektual, tetapi lebih bersifat politis untuk menghancurkan lawan," lanjut Agus Widjojo.

Bahkan dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, berjudul: Soal dokumen rahasia AS, Agus Widjojo: Isu hantu komunis masih laku secara politis, Agus mengakui isu komunis akan selalu digunakan oleh mereka yang punya kepentingan tertentu.

''Siapapun itu. Isu hantu komunis masih laku dijual untuk mencapai kepentingan politik,'' ujarnya. 

Agus Widjojo, adalah putra sulung Pahlawan Revolusi Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomihardjo, yang lahir di Solo pada 8 Juni 1947.

Pada usia lima tahun, Agus kehilangan sang ibu Sri Rochjati dan nyaris tidak dikenalinya.

Dalam keadaan yang tidak mudah, Agus dibesarkan oleh Suparni, ibu sambungnya.

Agus Widjojo masih berusia 18 tahun ketika peristiwa G30S/PKI itu terjadi.

Agus Widjojo masih mengingat dengan jelas perjumpaan terakhir dengan sang ayah, pada 1 Oktober 1965 dini hari.

Saat itu, Agus Widjojo masih tertidur pulas. Bersama dua orang adiknya dan seorang sepupunya, Agus tidur di sebuah kamar di kediaman ayahnya, yang terletak di kawasan Menteng.

Dalam lelap tidurnya, Agus Widjojo mendengar suara sepatu boot, suara-suara teriakan dan tusukan bayonet dari balik pintu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved