Pesantren Al Azhar Asy Syarif Jadi Klaster Baru, Pengelola Disarankan Batasi Kunjungan Luar

37 orang santri dan staf pengajar di pesantren modern Al Azhar Asy Syarif dinyatakan terpapar Covid-19

Editor: Array A Argus
HO
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi ketika hadir meresmikan gedung baru pesantren modern Al Azhar Asy Syarif awal tahun lalu. 

T R I B U N-M E D A N.com,PAKAM-Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGTPP) Covid-19 Kabupaten Deliserdang menemukan adanya klaster baru penyebaran corona.

Kali ini, pesantren modern Al Azhar Asy Syarif di Jalan Mahoni, Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Seituan dinyatakan sebagai klaster baru penyebaran Covid-19.

Setelah TGTPP Covid-19 Kabupaten Deliserdang melakukan pemeriksaan dan pengecekan, ada 37 orang staf pengajar dan santri di pesantren tersebut yang terpapar.

Pandemi Covid-19, UMKM Ini Tutup Sementara Selama Empat Bulan

"Untuk yang positif sudah ditangani.

Ruangan (belajar) pun sudah disemprot disinfektan," kata Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kementerian Agama Deliserdang Nurlela, Rabu (7/10/2020).

Ia mengatakan, dari 21 pesantren yang ada di Deliserdang, baru ini ada temuan kasus positif Covid-19.

Padahal, kata Nurlela, hampir semua pesantren melakukan pertemuan tatap muka, sebagaimana yang dilakukan pesantren Al Azhar Asy Syarif.

Disinggung lebih lanjut mengenai proses pembelajaran tatap muka ini, Nurlela menyebut ada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yang membolehkan hal itu terjadi.

Dinas Tenaga Kerja Persilakan Buruh Bawa Massa Ribuan Orang, Jika Keadaan Bebas Covid-19

"SKB empat menteri itu membolehkan pesantren tatap muka, tapi harus tetap menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Untuk mencegah penularan semakin meluas, sambung Nurlela, kemarin ada 264 orang yang sudah menjalani swab.

Namun, kata dia, dirinya tidak tahu pasti berapa jumlah yang dinyatakan positif oleh tim medis.

Ia mengatakan, pihaknya pun masih menunggu informasi mengenai hal itu.

"Sampai hari ini kami menunggu hasil swab semua. Di sana sudah isolasi itu.

Kepada semua pesantren juga sudah kami imbau agar lebih memperhatikan protokol kesehatan, jangan sampai lengah," kata Nurlela. 

NOAH Meraup Rp 700 Juta dari Lelang, Uang Didonasikan untuk Kru Band Terdampak Covid-19 di Indonesia

Dengan adanya kasus Covid-19 di lingkungan pesantren, maka jumlah kasus di Deliserdang menjadi naik.

Status zona orange yang sempat disandang oleh Deliserdang kemungkinan akan berubah lagi menjadi merah.

Sampai saat ini, jumlah kasus di Deliserdang itu mencapai 1.370 kasus.

Menurut Wakil Juru Bicara TGTPP Covid-19 Kabupaten Deliserdang dr Ade Budi Krista, penambahan kasus baru di pesantren ini jelas turut menambah jumlah kasus di Deliserdang.

Katanya, dari hasil pengecekan sementara, ada 37 orang yang sudah dinyatakan positif Covid-19.

"Rata-rata santri perempuan yang banyak kena. Mereka isolasi mandiri.

Artinya, tidak boleh keluar masuk juga," katanya.

Cegah Penyebaran Covid-19, UNIMED Kembangkan Fasilitas Cuci Tangan Tanpa Sentuh

Untuk penanganan para santri ini, sambung Ade, pihaknya secara kontinu melakukan koordinasi dengan pihak pesantren.

Kata Ade, ada tim medis yang akan memantau kesehatan para santri tersebut.

"Di sana mereka ditangani oleh tenaga kesehatan mereka sendiri.

Untuk saat ini, gejala yang muncul itu masih ringan.

Rata-rata batuk dan pilek saja," kata Ade.

Kadis Kesehatan Deliserdang ini menduga, munculnya kasus Covid-19 di pesantren lantaran adanya kunjungan orang luar, seperti keluarga.

UPDATE Covid-19 di Sumut Naik 96 Kasus Total Nyaris Tembus 11 Ribu, Pasien Sembuh 177 Orang

Ia mengatakan, adanya informasi kasus baru ini setelah Dinas Kesehatan Provinsi memberi kabar pada Dinkes Kabupaten.

"Minggu kemarin kami lakukan swab di sana. Awalnya, kami lakukan tracing.

Tapi akhirnya semua di swab," kata Ade.

Dari swab itu lah kemudian diketahui bahwa virus corona ini sudah menyebar di kalangan santri dan tenaga pengajar.

Namun begitu, Ade kembali menegaskan agar pihak pesantren kedepannya tetap mematuhi protokol kesehatan.

Kunjungan dari luar, sebaiknya dikurangi dahulu demi mengantisipasi munculnya kasus baru.

BERITA DUKA HARI INI: Kajari Siantar Herrus Batubara Meninggal Dunia, Penyebabnya Bukan Covid-19

"Anjuran kami sekarang ini perketat protokol kesehatan.

Harus disediakan tempat cuci tangan dan pakai masker serta jaga jarak," kata Ade.

Kalaupun nantinya ada tamu yang ingin mengantarkan sesuatu pada santri, maka barang itu harus lebih dahulu diserahkan pada pihak berwenang.(dra)

Ada Interaksi Erat
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan dr Wijaya Juwarna Sp THT-KL mengatakan, semua tempat berpotensi menjadi klaster Covid-19.

Bahkan, kata dia, lingkungan kerja perkantoran juga dianggap rentan.

Ia menuturkan, jika tidak patuh terhadap protokol kesehatan yang diberlakukan, maka akan sangat wajar sebuah tempat umum menjadi klaster Covid-19.

Pergantian Gugus Tugas Jadi Satgas Covid-19 Kota Medan Tengah Dibahas

Dalam kasus pesantren yang menerapkan sistem pendidikan berbasis asrama, tidak menutup kemungkinan penyebaran terjadi.

"Tetap saja bisa terjadi penularan, karena interaksi erat itu masih ada.

Untuk itu perlu edukasi dan perhatian dari pemerintah supaya bisa diantisipasi," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengurangi resiko penularan, maka pihak terkait harus melakukan pola pencegahan, dengan memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Antisipasi Covid-19, Kantor Imigrasi Polonia Medan Bikin Layanan Antar ke Warga Easy Passport

"Upaya yang dilakukan tentu tidak terlepas dari mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak minimal 1,5 meter dan mencuci tangan.

Ini harus senantiasa diterapkan untuk mengurangi resiko," pungkasnya.(cr14)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved