TRIBUN-MEDAN-WIKI: Sanusi Pane Sastrawan Asal Tapsel yang Berani Tolak Satya Lencana dari Soekarno
Sanusi Pane merupakan sastrawan Indonesia yang digolongkan angkatan pujangga baru. Ia juga merupakan sastrawan yang fenomenal.
Sebagai penulis drama, dia merupakan penulis terbesar pada masa sebelum perang. Dia telah menulis dua drama dalam bahasa Belanda yang berjudul Air Langga dan Enzame Garoedavlucht dan tiga buah dramanya dalam bahasa Indonesia yang berjudul Kertajaya, Sandyakala Ning Majapahit, dan Manusia Baru.
Drama Sanusi Pane. yang berjudul Kertajaya merupakan cerita tragedi yang mengingatkan kita pada cerita Romeo and Juliet karya pujangga Inggris, Shakespeare, atau cerita Pranacitra dan Rara Mendut (Jawa), Jayaprana dan Layonsari (Bali).
Drama itu ditutup dengan matinya dua tokoh utama, Dandang Gendis (Kertajaya) dan Dewi Amisani dengan cara bunuh diri. Suatu penyelesaian yang sangat berbeda kalau kita bandingkan dengan fakta yang dikemukakan oleh ahli sejarah tentang nasib Kertajaya sebagai Raja Kediri.
Sumber:
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Sejarawan Kota Medan, M. Azis Rizky Lubis.
- Jurnal Pemikiran Sanusi Pane dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasional dan Kebudayaan Nasional Indonesia 1930-1942, oleh Imma Dwi Minggar Nastiti
(crr22/tribun-medan.com)