Update Covid19 Sumut 16 Oktober 2020

TERNYATA Kota Medan Peringkat Pertama Kematian Dokter Akibat Covid-19 di Indonesia

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI melalui Tim Mitigasi IDI merilis jumlah dokter yang meninggal dunia akibat covid-19 di Indonesia.

Editor: Juang Naibaho
istimewa/IDIMedan
Foto 14 dokter meninggal akibat covid-19 di Kota Medan. 

Ia pun menginstruksikan, kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), di Lingkungan Pemko Medan, untuk lebih aktif guna mencegah penyebaran Covid 19 di Kota Medan.

Ia juga memerintahkan kepada masing-masing OPD terkait agar lebih giat dalam melakukan tugas-tugasnya guna menekankan penyebaran Covid 19 di Kota Medan.

Selain itu, Arief mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sumut, selama 14 hari terakhir konfirmasi positif Covid 19 di Kota Medan mengalami penurunan, begitu pula dengan positif rate juga mengalami penurunan bersamaan dengan peningkatan recovery rate.

"Kondisi ini tentunya harus terus dipertahankan agar Covid 19 di Kota Medan segera berakhir. Mudah-mudahan ini terus bisa kita pertahankan, sehingga konfirmasi positif terus menurun," ungkapnya.

Sosialiasi Tim Mitigasi IDI

Sebelumnya, Tim Mitigasi Dokter PB IDI melakukan sosialisasi pedoman era covid-19, melalui aplikasi zoom meeting, Rabu (14/10/2020).

Sosialisasi ini juga sekaligus peluncuran dia pedoman dalam menghadapi covid-19.

Yakni Pedoman Tata laksana Covid-19 berdasarkan Buku 5 Organisasi Profesi dan Sosialisasi Pedoman Perlindungan Dokter di Era Covid-19.

Ketua Tim Mitigasi IDI, dr Moh Adib Khumaidi Sp OT mengatakan peluncuran pedoman ini merupakan cara untuk mensosialisasikan prosedur keselamatan penanganan covid-19 bagi para dokter dan masyarakat pada umumnya.

"Kegiatan sejenis sosialisasi ini memang kita lakukan secara rutin mulai dari awal pandemi. Tapi harapannya ke depan bisa lebih rutin dan bisa diakses oleh seluruh sejawat dokter yang ada di Indonesia. Harapannya upaya sosialisasi ini bisa menyentuh semua dokter di Indonesia," ujar Adib.

Ia juga mengatakan di masa pandemi, sebagai organisasi profesi IDI berusaha untuk melakukan professional defense atau pencegahan secara profesional dalam penanganan covid-19.

"Kita harapkan tim mitigasi cabang dan wilayah berkoordinasi dengan pusat. Dengan kondisi saat ini yang harus kita tekankan adalah bagaimana kita menjadi organisasi yang melakukan profesional defense.

Kemudian anggota bisa mendapatkan akses informasi secara mudah. Pemeriksaan pcr yang gratis dan rutin begitu juga dengan akses tempat isolasi mandiri," jelasnya.

Dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia atau PDPI dr Fathiyah menjelaskan mengenai tata laksana covid-19.

Dikatakannya, pelaksanaan PCR follow up hanya dilakukan untuk pasien terkonfirmasi covid-19 dengan gejala berat dan kritis.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved