Nasib Para Pilot Indonesia, Dipaksa Terbangkan Pesawat tak Aman, saat Pandemi Terpaksa 'Berkarat'

Maskapai berbiaya rendah seperti Lion Air, mengatakan mereka telah dipaksa untuk menerbangkan pesawat yang dianggap tidak aman.

ist
Captain Afwan - Nasib Para Pilot Indonesia, Dipaksa Terbangkan Pesawat tak Aman, saat Pandemi Terpaksa 'Berkarat' 

Beberapa bulan kemudian, 737 Max lainnya yang dilengkapi dengan perangkat lunak antistall yang sama jatuh di Ethiopia , mendorong seluruh armada Max di seluruh dunia untuk dihentikan hingga akhir tahun lalu.

Pesawat Sriwijaya yang jatuh pada hari Sabtu itu bukan pesawat Max, juga tidak dilengkapi dengan software antistall yang bermasalah.

Pilot yang mengenal Kapten Afwan, 54, mengatakan bahwa dia bukan pemberani.

Keponakannya, Mohammad Akbar, mengatakan dia telah terbang selama lebih dari tiga dekade.

“Kapten Afwan adalah pilot yang sangat berpengalaman,” kata Koko Indra Perdana, pilot Lion Air yang pernah terbang dengan Sriwijaya.

"Saya percaya pada keahliannya."

Afwan Zamzami saat bertugas di TNI AU
Afwan Zamzami saat bertugas di TNI AU (TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)

Model yang diterbangkan Kapten Afwan, seri 737-500, dianggap sebagai pekerja keras yang telah teruji waktu tanpa kekurangan sistemik yang mencolok.

Meski begitu, pesawat yang jatuh pada hari Sabtu itu berusia 26 tahun, usia yang membutuhkan perawatan rutin untuk menjaga pesawat dalam kondisi terbang prima, kata analis penerbangan.

Dan hujan lebat telah menunda penerbangan pada hari Sabtu.

Sriwijaya hanya menerbangkan sekitar seperempat armadanya selama pandemi, kata orang dalam industri.

Regulator telah memperingatkan bahwa beberapa model Boeing 737 mungkin perlu diperiksa untuk kemungkinan korosi katup udara jika tidak diterbangkan setiap minggu.

“Kami belum mengetahui kondisi pesawat setelah di-grounded selama berbulan-bulan,” kata Kapten Koko.

Kapten Afwan telah bergabung di kokpit oleh co-pilot Diego Mamahit, yang telah bekerja untuk Sriwijaya sebagai perwira senior senior selama hampir enam tahun.

“Saya sangat suka terbang dan menikmati tugas saya untuk mengoperasikan pesawat Boeing 737 di semua rute domestik di Indonesia,” tulis Bapak Mamahit di LinkedIn.

“Saya juga telah melihat banyak kota yang indah dan pemandangan yang menakjubkan di banyak pulau di Indonesia.”

(*/ tribunmedan.id)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved