News Video

Sudah Menahun Tiga Bersaudara ODGJ Sering Lempar Batu ke Rumah Warga dan Timbulkan Keributan

Ita mengatakan suara kegaduhan ini hanya terjadi pada pagi atau siang hari lantaran pada malam hari, ibu dari anak ODGJ ini sudah memberikan obat

Sudah Menahun Tiga Bersaudara ODGJ Sering Lempar Batu ke Rumah Warga dan Timbulkan Keributan

Tribun-Medan.com, Medan - Warga di Gang Saudara, Lingkungan II Sidorame Barat II, Kecamatan Medan Perjuangan sudah cukup khawatir dengan adanya tiga Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam satu keluarga di lingkungan tersebut.

Keresahan ini lantaran tiga ODGJ yang diketahui kakak-beradik ini menimbulkan kegaduhan dengan suara teriakan di pagi maupun siang hari hingga melakukan aksi pelemparan batu yang memecahkan jendela warga sekitar yang berdekatan.

Keluhan warga sekitar pun sudah direspons oleh Kepala Lingkungan II Kelurahan Sidorame, Melva Naibaho. ( Baca juga: 3 ODGJ Bersaudara Resahkan Warga, Kepling Bersama Kelurahan Koordinasi dengan Dinsos dan Puskesmas)

Amatan tribun-medan.com, Rabu (24/2/2021) tampak dari rumah ODGJ, Lambok tampak berlari menuju pagar sambil berteriak kemudian naik ke lantai dua sambil berteriak kencang yang membuat warga sekitar cukup terkejut.

"Terkejut juga sama terganggu lah. Karena bukan hanya satu aja yang gangguan mental. Adalagi abangnya yang parah kayak bawa balok sama pisau. Kalau kami ya cukup terganggu sampai udah melapor ke Kepling juga sekitar tiga mingguan yang lalu," ungkap Ita, warga sekitar yang tepat berhadapan dengan rumah keluarga bermarga Pane tersebut.

Berdasarkan informasi dari Ita, tiga ODGJ ini tinggal bersama kedua orangtuanya di rumah yang cukup besar. Diketahui bahwa dulunya keluarga tersebut sempat berkecukupan materi dengan bekerja di Kantor Pos Medan.

Lanjutnya, Ita mengatakan bahwa suara kegaduhan ini hanya terjadi pada pagi atau siang hari lantaran pada malam hari, ibu dari anak ODGJ ini sudah memberikan obat penenang.

"Kalau malam mungkin sudah diberi obat penenang karena kami juga sempat mengadu kalau siang mau tidur itu terganggu. Jadi kalau malam aja dikasih obat supaya tidur karena kan tidak mungkin tidur terus. Tapi kalau udah teriak-teriak sama keluar pagar tutup pintu kami," kata Ita.

Adapun tiga ODGJ ini berusia sekitar 30-50 tahun. Lambok yang berusia paling muda ini sudah mengalami gangguan jiwa sejak kecil yang berawal dari panas tinggi yang mengakibatkan step sehingga dirinya hanya bisa teriak tanpa mengucapkan satu kata patah pun.

Terkait permasalahan ini, Ita juga menceritakan bahwa sebelumnya salah satu anak ODGJ ini sudah sempat menjalani perawatan di RSJ, namun lantaran tak tega sang anak dibawa pulang kembali.

"Yang laki-laki satulah selain Lambok ini pernah direhab di RSJ tapi dibawa lagi karena kata mamaknya di beri terapi listrik jadi mamaknya gak tega anaknya digitukan," kata Ita.

"Harapan kami supaya diamankan lah. Tapi takut juga kami sampe tutup pintu lah karena kadang bawa kayu, semalam ada nenek-nenek hampir mau digergaji sampe terduduk nenek itu untung ada anak nenek itu.

Pernah juga pas awak lagi gendong si kecil ini, si abang yang gangguan mental udah muncul di balik pagar bawa pisau atau sendok pokoknya benda lah, tiba-tiba ya histeris lah saya menjerit. Baru mamaknya nenangin," kata Ita.

Selain Ita, ternyata banyak juga warga sekitar yang cukup khawatir melihat aksi atau perilaku ODGJ tersebut. Diantaranya seorang warga yang berjarak beberapa rumah dari keluarga Pane tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved