TRIBUNWIKI
Andaliman, Rempah Bercita Rasa Khas Tanah Batak yang Kini Tembus Pasar Jerman
Andaliman akan sering ditemui di masakan adat suku Batak, dan sering juga dijadikan sebagai bahan campuran sambal.
Lokasi Andaliman Tumbuh
Di Sumatra Utara, andaliman banyak tumbuh di wilayah dataran tinggi dengan suhu yang cukup dingin.
Andaliman juga tumbuh secara liar di hutan penuh semak wilayah Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Dairi.
Dilansir dari indonesia.go.id, pohon andaliman dengan batang ditumbuhi duri dapat tumbuh subur pada suhu 15 hingga 18 derajat Celcius di ketinggian antara 1.200-1.500meter di atas permukaan laut.
Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 5 meter. Secara morfologi, daun andaliman tersebar, bertangkai, majemuk menyirip beranak daun gasal, serta mengandung kelenjar minyak.
Daun yang muda berwarna hijau di bagian atas dan agak kemerahan di bagian bawah
Tanaman andaliman dapat dipanen ketika berumur 1,5 tahun.
Bila tanaman tumbuh dengan baik dan bunga tidak terganggu oleh kondisi cuaca, maka pada satu batang dapat menghasilkan 5 kg hingga 7 kg.
Baca juga: TRIBUN-MEDAN-WIKI: Menilik Haroan Bolon Tarian Kolosal Asal Simalungun
Hampir mirip seperti tanaman kopi, andaliman dapat terus berproduksi hingga umur 10 sampai 15 tahun.

Tembus Pasar Jerman
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Makassar memfasilitasi sertifikasi ekspor bumbu rempah, andaliman asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ke Jerman untuk pertama kalinya.
Sebanyak 574 kilogram andaliman milik CV SZT mampu mencapai nilai ekonomi sebesar Rp 431 juta.
"Apresiasi yang tinggi kepada para petani dan pelaku usaha yang telah dapat menghasilkan komoditas berkualitas dan mampu menembus pasar ekspor baru," kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto melalui keterangan tertulisnya, Minggu (14/3/2021).
Menurut Andi, pihaknya melakukan serangkaian tindakan karantina terhadap komoditas yang akan diekspor sesuai dengan persyaratan negara tujuan.
"Sejalan dengan upaya peningkatan ekspor pertanian melalui program gratieks yang digagas Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), ragam komoditas dan negara tujuan ekspor baru ini akan menjadi fokus kami. Selain fasilitasi sertifikasi, kami juga memberikan pendampingan teknis. Untuk ekspor, layanan "karpet merah" kami siapkan," tutur Andi.