Tak Dijemput Keluarga, ODGJ di Medan: Kapan Saya Pulang, Dokter?

Nasib puluhan penghuni di Rumah Sakit Jiwa Prof Muhammad Ildrem, Medan, yang dinyatakan telah sembuh, kini terkatung-katung.

TRIBUN MEDAN/AKHYAR
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) diajari membuat sabun untuk keperluan rumah tangga, Kamis (25/3/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com-Nasib puluhan penghuni di Rumah Sakit Jiwa Prof Muhammad Ildrem, Medan, yang dinyatakan telah sembuh, kini terkatung-katung.

Wakil Direktur RSJ Prof M Ildrem, dr Lisni Elysah mengatakan, sebanyak 30 orang lebih pasien yang sudah dinyatakan sembuh belum dijemput oleh keluarganya.

Menurutnya, keluarga pasien seakan lupa padahal merekalah yang mengantarkan pasien ke rumah sakit. Ada yang ketika dihubungi ternyata sudah pindah rumah dan tidak memberi kabar.

"Ini dilema bagi dan kejadian seperti ini kerap berulang," ucapnya di RSJ Prof M Ildrem, Jalan Tali Air, Medan Tuntungan, Kota Medan, Kamis (25/3/2021).

Menurutnya, para pasien yang sudah dinyatakan sembuh ini perlu dirawat dengan manusiawi dan sebaiknya tidak berada di kawasan rumah sakit ini lagi.

Dr Lisni mengatakan, penghuni yang dinyatakan telah sembuh cenderung menjadi histeris jika berinteraksi dengan pasien yang masih berstatus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Banyak juga yang bertanya kapan mereka dijemput pulang.

"Jadi, kata-kata yang keluar dari mereka itu, ‘Kapan saya pulang, dokter? Saya kan sudah sehat,’" ujarnya.

RSJ Prof M Ildrem sudah mencari keberadaan keluarga para pasien yang telah dinyatakan sembuh.

"Namun hasilnya nihil. Nomor handphone yang diberikan tidak aktif atau tidak bisa dihubungi. Jadi untuk menemukan keluarga pasien ini, kami juga membentuk tim khusus," ucapnya.

Menurutnya, rata-rata pasien ODGJ yang masuk ke RSJ memerlukan waktu satu bulan untuk perawatan sebelum akhirnya bisa dibawa pulang. Setelah itu, perawatan dilanjutkan di rumah dengan mengkonsumsi obat dari dokter.

Kenyataannya, banyak pasien yang tidak dijemput kembali oleh familinya.

"Kalau alasannya, kami tidak tahu ya! Jadi kami mohon perhatian dan kerjasamanya agar yang memiliki keluarga di sini, segera dijemput. Ini juga agar bisa bergantian dengan pasien yang akan dirawat disini," tuturnya.

Ajarkan Keterampilan

Dr Lisni Elysah mengatakan, RS Prof Ildrem mengajarkan berbagai keterampilan bagi sejumlah pasien yang sudah mulai sembuh.

Adapun keterampilan yang diajarkan kepada para pasien tersebut seperti membuat konektor masker dan gantungan masker berbahan manik-manik. Sebagian pasien juga sudah bisa membuat sabun cuci piring, berkebun, dan membuat pupuk organik yang terbuat dari limbah dapur rumah sakit.

"Ini juga terapi buat mereka. Karena saat membuat keterampilan ini mereka diajak melatih diri dan konsentrasi," ucapnya.

Menurutnya, ODGJ punya keterampilan seperti orang sehat seperti mewarnai dan melukis di atas kanvas kain.

"Jadi, mereka kami ajak untuk menuangkan apa yang mereka rasa, apa yang ada dipikiran mereka. Karena, melukis juga membuat mereka mau berkomunikasi, seperti bertanya kepada pembina. Sedangkan, keterampilan lain mereka cenderung tidak mau berkomunikasi," katanya.

Kepala Instalasi rehabilitasi sosial RSJ Prof M Ildrem, dr Rita Hartuti mengatakan, tidak ada kendala dalam mengajarkan keterampilan kepada ODGJ.

"Hasil keterampilan mereka cukup istimewa meski terkadang tidak sinkron. Namun justru terlihat istimewa," ucapnya.

Biasanya hasil karya pasien dipasarkan di lingkungan rumah sakit. Sebagian hasil penjualan diberikan kepada pasien.

"Kami berharap semoga ada bantuan untuk memasarkan karya para pasien," pungkasnya. (cr22)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved