TERNYATA Tipuan Kapal Selama Baru Senjata Nuklir Besar China yang Sempat Bikin Dunia Khawatir
Kekhawatiran itu meningkat setelah perseteruan China dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Untuk mendukung misi tersebut, diperlukan jaringan yang lebih luas dan kerjasama internasional dengan negara sahabat antara lain Jepang.
JS Kumano FFM-2 yang diluncurkan 19 November 2020 (JMSDF)
Dibahas pula mengenai Pengembangan Kapasitas dan Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan tentang Bantuan Kemanusiaan dan Kerja Sama Bantuan Bencana (Humanitarian Assistance and Disaster Relief-HADR).
Topik tersebut dinilai sangat penting mengingat kedua negara sering menghadapi berbagai bencana alam sehingga diperlukan sumber daya manusia yang profesional dalam menangani bencana.
Prabowo juga mendorong terwujudnya latihan bersama antar kedua angkatan bersenjata. Perdana Menteri Suga menyambut baik kunjungan Prabowo dan Retno ke Jepang.
"Serta menyampaikan harapan bahwa Perjanjian antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan yang ditandatangani pada hari yang sama, Selasa 30 Maret, akan menjadi landasan kerja sama keamanan yang lebih dalam antara kedua negara," kata keterangan tersebut.
Situs Janes melansir dalam pertemuan itu, Indonesia Jepang membahas rencana pembelian fregat siluman kelas 30FFM.
Belum ada informasi lebih rinci terkait pembelian alutsista terbaru TNI AL tersebut.
Namun Sebastien Roblin, dalam artikelnya Japan’s New Mogami-Class Frigates Show What The U.S. Navy’s Littoral Combat Ships Could Have Been di forbes, mengungkap Jepang berkeinginan menjual delapan fregat siluman kelas 30FFM pada Indonesia dengan perincian 4 unit dibuat di Jepang dan 4 unit lagi dibuat di Indonesia.
Sebastien Roblin menyebut nilai kontrak penjualan delapan fregat siluman kelas 30FFM pada Indonesia mencapai 2.9 miliar dolar AS atau Rp 42.2 triliun.
Harga fregat siluman kelas 30FFM mencapai 467 juta dolar AS atau Rp 6.8 triliun.
Penamaan fregat siluman kelas Mogami karena JS Mogami adalah kapal pertama yang dipesan oleh JMSDF di kelas ini.
Namun yang peluncuran JS Mogami mundur karena ada masalah dengan mesin turbin gas hingga fregat siluman kelas Mogami yang pertama meluncur adalah JS Kumano FFM-2 pada 19 November 2020 di galangan Mitsui Engineering and Shipbuilding, Tamano.
Sedangkan peluncuran JS Mogami FFM-1 dilakukan 3 Maret 2021 di galangan Mitsubishi Heavy Industries Nagasaki.
Frigat Mogami Class dilengkapi meriam Mark 45 kaliber 127 mm pada haluan, dua kanon CIWS, sebuah SeaRAM – RIM-116 Rolling Airframe Missile yang ditempatkan di atas hanggar.
Kemudian ada dua kanister, dimana dapat dibawa 8 unit rudal anti kapal Type 17, serta 16 peluncur rudal hanud dalam Mk-41 VLS (Vertical Launch System).
Untuk menghadapi peperangan bawah permukaan, frigat 30DX disiapkan untuk membawa torpedo ringan Type 12 kaliber 324 mm dan beragam perlengkapan untuk misi menebar ranjau.
Tidak lupa, frigat ini dibekali deck dan fasilias hanggar untuk helikopter anti kapal selam sekelas SH-60L.
Frigat Mogami Class punya panjang 130 meter dan lebar 16 meter.
Meski tergolong besar hingga kadang disebut heavy destroyer, Frigat Mogami Class hanya diawaki sekitar 90 karena kapal telah memiliki otomatisasi tingkat tinggi.
Sebagai sumber tenaga dipercayakan pada teknologi combined diesel and gas (CODAG), dimana komposisi dapur pacu terdiri dari satu unit mesin turbin gas Rolls-Royce MT30 dan dua unit mesin diesel MAN.
Dengan bobot penuh, frigat ini dapat melaju hingga kecepatan 30 knots.
Tunjukkan Sikap Indonesia pada China
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi menilai, kerja sama pertahanan yang disepakati antara Indonesia dengan Jepang, kian menegaskan posisi Indonesia di dalam konflik yang terjadi di Laut China Selatan.
"Bagi Indonesia, kesepakatan yang berhasil dibangun dengan Jepang ini merupakan pesan yang kuat bahwa Indonesia konsisten menolak perundingan apapun dengan China yang menyangkut Natuna Utara, konsisten menolak berpihak dalam menyikapi perseteruan antara China dan Amerika," ujar Fahmi seperti dilansir kompas.com.
Ia menuturkan, ketimbang mengambil sikap dukungan, Indonesia sejauh ini telah mengambil langkah positif dengan membangun kerja sama dan kemitraan stratetgis bersama negara-negara sahabat di kawasan.
Terkait kerja sama dengan Indonesia, kata Fahmi, Jepang memandang ada potensi menarik yang bisa didapatkannya.
Ia menyebut, hubungan militer Indonesia dan Jepang selama ini relatif stabil meski tidak disertai dengan transaksi persenjataan utama secara signifikan.
Menurutnya, baru beberapa tahun terakhir ini Jepang tampak makin antusias menawarkan produk teknologi militer dan kerja sama industri pertahanan strategis pada Indonesia.
"Selain terus memperkuat kerjasama militer kedua negara di bidang pendidikan, pengembangan SDM, pemberantasan terorisme hingga penanggulangan bencana," katanya.
(*/Tribunmedan.id/Tribunnews.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Subianto Teken Perjanjian Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan dengan Jepang
