HEBOH Kepling Bawa Ormas FUI Bubarkan Kuda Kepang, Sebut Tak Sengaja Ludahi Wajah Panitia
Kepling IX Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, membeberkan kronologi pembubaran kuda kepang yang viral di medsos.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepling IX Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, membeberkan kronologi pembubaran kuda kepang yang viral di medsos.
Kepling Sai'in mengatakan, dirinya sudah tidak mengizinkan terlaksananya acara kuda kepang di di Jalan Merpati, Kelurahan Sei Sikambing B tersebut.
"Kita kan kepala lingkungan sebagai gugus covid di kelurahan. Orang itu tanggal 23 Maret, Rabu ada namanya Wiwid Salam Lisa datang ke rumah bilang mau adakan kuda kepang. Saya bilang di situasi covid tidak bisa mengadakan keramaian, biar jangan menyebar covid itu," bebernya saat dikonfirmasi tribunmedan.com, Kamis (8/4/2021).
Ia menyebutkan bahwa apabila ada izin dari kepolisian baru boleh mengadakan keramaian penyelengaraan kuda kepang.
"Kalau ada izin dari kepolisian silakan. Baru saya tanyalah sama orang tuanya, kalau anakmu tidak boleh main kepang ya karena ini masih covid, tidak boleh kerumunan, iya katanya. Kami berdua sama kepling 18, satgas ke rumah yang mengadakan kepang yang namanya Adek. Saya bilang jangan ada kepang karena mengundang kerumunan," jelasnya.
Baca juga: KEJADIAN Mistis di Lokasi Syuting Ghost Buser, Tora Sudiro Bilang Kesurupan Tiba-tiba Dia Jadi Nenek
Baca juga: Berfoto dengan Wanita Cantik Ini, Hotman Paris: Cerai Gak Ya? Godaan Ada Terus
Sai'in menyebutkan bahwa dirinya tak pernah melarang apabila ada pertunjukan kuda kepang di waktu-waktu sebelumnya.
"Enggak pernah saya larang kalau bukan karena covid. apalagi itu hiburan masyarakat," cetusnya.
Kemudian, di hari kejadian pada 2 Maret, Sai'in menyebutkan dirinya ada acara di Kantor Gerindra Labuhan Deli, di mana kegiatan tersebut diikuti Forum Umat Islam (FUI) Medan.
"Baru Hari Jumat kita ada acara di Labuhan Deli peresmian kantor Gerindra jam 11 saya berangkat dari rumah. Lalu kawan-kawan dari FUI, kami diundang ke Labuhan Deli. Baru pulang setengah 5 dari sana. Terus saya jam 6 saya lihat ada kerumunan banyak di lokasi, saya turun," sebutnya.
Sai'in yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi FUI DPD Kota Medan ini menyebutkan dirinya turun dan meminta kepada penyelenggara untuk memberhentikan acara.
"Saya bilang sama yang ngundang kepang, 'Bang sayakan udah ngomong sama abang kemarin itu, kan ini orang banyak sampai ratusan ini bang, kan mengundang penyebaran covid ini. Kata si Adek itu “Saya minta maaflah bang udah ngundang kepang”, ya udahlah saya bilang bubar ya bang," bebernya.
Sai'in menerangkan dirinya saat turun tersebut bersama rekan-rekannya ormas FUI yang dari Labuhan Deli yang belum ganti pakaian.
"Saya dari Belawan itu belum ganti pakaian FUI kan gitu. Lalu saya turun bersama rekan yang lain naik mobil," cetusnya.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Sebut Pergub PBBKB Tak Boleh Pengaruhi Harga BBM Nonsubsidi di Sumut
Baca juga: BERLANJUT Gelombang Protes Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Tuntut GM Pertamina Sumbagut Dicopot
Namun, tiba-tiba ia menyebutkan ada seorang penyelenggara bernama Wiwid memaki-makinya karena membubarkan kerumunan tersebut dan hingga akhirnya Sai'in meludahi wajah anak perempuan tersebut.
"Datang penyelenggara itu namanya Wiwid maki-maki saya, ntah apa dia ngomong saya diam aja. Nunjuk-nunjuk saya, tanpa kita sadari karena dimaki-maki tanpa sengaja saya terludah lah, ya udah siap itu dia udah ngamuk. Enggak ada kita lawan, saya diam aja, warga saya juga, saya cuma bilang bubar bubar," cetusnya.
Ia juga membantah adanya anggota FUI Kota Medan yang membubarkan kegiatan itu dengan kata-kata syirik.
"Mana saya dengar itu syirik, orang saya ngomong baik-baik, saya pun kenal sama penyelenggara itu. Kalau ngomong itu (syirik) saya enggak dengar," ungkapnya.
Ia menambahkan, ada juga anggota FUI yang menjadi korban pengeroyokan tersebut. Malah ia menyebutkan kalau warga tidak ada yang terluka.
"Anggota saya jadi korban, begitu pulang kami dikejar sama beberapa warga dipukuli anggota saya. Kita enggak lawan, kita lerai aja. Satu orang yang dipukuli, kepalanya luka, dadanya ditendang, berdarah sedikit aja. siap itu langsung pulang. Enggak ada warga yang luka, karena warga gak ada dipukuli," jelasnya.
Terakhir, Sai'in menyebutkan bahwa anggota FUI yang dianiaya tersebut sudah membuat laporan ke Polsek Sunggal dan dirinya juga sudah dimintai keterangan pada Senin (5/4/2021) lalu.
"Hari Senin sudah buat laporan ke Polsek Sunggal anggota FUI atas nama Dwi. Saya selaku kepala lingkungan saat dipanggil saya datang hari Senin sudah beri keterangan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pemicu bentrok warga kontra ormas Forum Umat Islam (FUI) pada pembubaran kuda kepang di Medan Sunggal ternyata dipicu adanya anggota ormas yang meludahi wajah warga.
Herman (50) warga Jalan Merpati, Kelurahan Sei Sikambing B, Medan Sunggal menceritakan bahwa anaknyalah yang ada di video yang diludahi oleh seorang anggota ormas hingga bentrok pecah.
Bahkan ia menyebutkan yang meludahi wajah anaknya itu adalah keplingnya sendiri, bernama Sai'in.
"Awalnya itu kuda kepangnya mulai jam 4 sore, setelah setengah 6 sore masuklah ormas, di situ ada keplingnya. Pada saat itu dia (kepling) pakai baju ormas, cekcok itu. Pertamanya hanya adu mulut terus ada divideokan sama orang. Lalu dia meludahi wajah anak saya. Yang meludahi kepling," bebernya, Kamis (8/4/2021) kepada tribunmedan.com, saat dijumpai di rumahnya.
Akibat insiden meludahi itu, warga tak terima dan akhirnya bentrok terjadi antara ormas dengan warga.
"Awalnya cekcok mulut aja, setelah terjadi pemukulan dan meludah anak saya namanya Widya itulah makin panas dan terjadi bentrok," tuturnya.
Baca juga: Kisah Pilu Korban Angin Puting Beliung, Rumah yang Bertahun-tahun Dicicil Hancur Dalam Sekejap
Herman menyebutkan anaknya sudah dibawa ke Polsek Sunggal untuk membuat laporan terkait peludahan tersebut.
"Anak kita tadi dibawa ke polsek untuk buat pengaduan," ungkapnya.
"Saya sebenarnya banyak juga yang nyuruh saya buat pengaduan sejak Jumat tanggal 2 April. Makanya mau ga mau kan harus dilapor. Karena aparat dan yang lain juga udah tahu semua. Jadinya karena banyak orang bilang kalau bapak enggak mendukung anak bapak berarti bapak bodoh," tambah Herman.
Ia menyebutkan bahwa dalam bentrok tersebut ada warga yang terluka dan juga anggota ormas.
"Warga kita hanya 1 yang terluka memar matanya. Ormasnya katanya 1 terluka. Tapi aku pun gak tahu yang mana ormas itu dalam video pun tak ada nampak memang ormas yang agak terluka," jelasnya.
(vic/tribun-medan.com)