Breaking News

News Video

Pedagang Kali Lima Mengamuk di Tertibkan Satpol PP, Edi: Ini Bukan Negara Pancasila Tapi Premanisme

Edi menyebut mereka yang duduk di kursi empuk pemerintahan seharusnya jangan arogan mentang-mentang sebagai pihak yang berwenang.

Pedagang Kali Lima Mengamuk di Tertibkan Satpol PP, Edi: Ini Bukan Negara Pancasila Tapi Premanisme

TRIBUN-MEDAN.COM, ASAHAN - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Asahan menggusur 23 bangunan liar yang digunakan pedagang kaki lima (PKL) berjualan, Senin (12/4/2021).

Dalam razia tersebut, para pedagang berhamburan untuk membongkar bangunannya sendiri, bahkan ada yang berhamburan mengevakuasi dagangannya.

Bagian Hukum Satpol PP Kabupaten Asahan, Wisnu mengatakan ada 23 bangunan liar yang diamankan sepanjang jalan Haji Juanda, Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan.

Katanya, penggusuran tersebut dilakukan karena bangunan telah menutupi saluran air dan diatas trotoar.

"Ini telah mengganggu pengguna jalan, seperti pejalan kaki, dan mengganggu keindahan kota," kata Wisnu, Senin.

Lanjutnya, para pedagang telah melanggar perda nomor 1 tahun 2018 tentang keindahan tata Kota.

"Sebelumnya kami telah menghimbau para pedagang dengan surat teguran tiga kali kepada pemilik bangunan ataupun pedagang," ujarnya.

Nek Sirait mengatakan seharusnya Satpol PP tak perlu langsung main bongkar-bongkar.

"Kalau mau bongkar biar kami saja yang melakukan. Karena surat pemberitahuan baru seminggu yang lalu, yang terakhir ketiga," kata Nek Sirait.

"Kami minta tolonglah bongkar sendiri saja. Nanti rusak pula, karena uang kami enggak ada lagi. Bingung nanti beli bahannya gimana lagi. Minta tolonglah kasih waktu, biar kami bongkar sendiri jangan mereka biar enggak rusak," harap Nek Sirait.

Sementara itu, Edi pedagang pakaian yang kiosnya ikut tergusur mengaku kesal.

"Mau protes bagaimana, karena penggusuran ini tidak berperikemanusiaan. Karena negara kita negara Pancasila. Di mana rasa perikemanusiaan itu," kata Edi.

Orang lemas, orang cari makan. Apa mereka tahu pedagang ini ada rumahnya. Apa dia bisa makan hari ini, tiba-tiba main gusur saja," tambahnya.

Edi menyebut mereka yang duduk di kursi empuk pemerintahan seharusnya jangan arogan mentang-mentang sebagai pihak yang berwenang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved