Seleksi Lurah di Medan

Kisah Dokter Cantik Usai Ikuti Ujian Tertulis Jabatan Lurah, Sempat Tepar Hadapi Ratusan Pertanyaan

Pengalaman drg. Esther Raflesya Bellsayda Sitompul saat ikut ujian tertulis jabatan lurah di Medan

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/HO
drg Esther Raflesya Bellsayda Sitompul, satu dari ratusan peserta ujian tertulis jabatan lurah menceritakan pengalamannya usai mengikuti seleksi, rabu (21/4/2021) kemarin.(TRIBUN MEDAN/HO) 

"Harapannya Pemko benar-benar menggali yang mana pejabat yang benar-benar berintegritas, punya hati melayani," tambah Esther.

Meskipun begitu, Esther mengatakan beberapa pertanyaan mengenai kebijakan pelayanan publik tetap ada di dalam ujian tertulis. Seperti penggunaan aplikasi lapor.

Baca juga: Bolak-balik Ganti Lurah, Permukiman dan Kantor Lurah Terus Terendam Banjir dan tak Ada Solusi

"Ada juga memang beberapa pertanyaan yang substansi seperti kenapa dibuat saber pungli, baru yang pengawas pelayanan publik siapa, aplikasi lapor untuk menampung keluhan masyarakat," ungkapnya.

Selama ini, drg Esther termasuk peserta yang disoroti lantaran posisinya sebagai tenaga kesehatan yang ingin menjadi Lurah Simalingkar B.

Dokter gigi ini telah bekerja di Puskesmas Simalingkar selama kurang lebih 9 tahun.

Esther pun mengaku senang dengan persyaratan lurah harus bekerja 24 jam yang dikeluarkan Pemko Medan.

Baca juga: Anggota DPRD Medan Fraksi Gerindra Sosialisasi Perda dengan Masyarakat Kelurahan Timbang Deli

"Memang begitu seharusnya pejabat publik, kan sebagai pelayan masyarakat. Karena kita kan digaji rakyat. Jadi harus bersedia bekerja kapanpun, punya hati mengabdi kepada rakyat," tuturnya.

Ia juga mengaku siap untuk mengikuti beberapa tahapan lanjutan seleksi jabatan lurah Pemko Medan.

"Siap lah mudah-mudahan lancar. Mukjizat itu kalau saya bisa lulus jadi lurah. Semuanya karena kehendak Tuhan," ungkapnya.

Sebelumnya, Esther mengaku ingin menjadi lurah karena berharap bisa berbuat baik bagi masyarakat.

Baca juga: Pemko Medan Diminta Transparan Soal Lelang Jabatan Lurah

"Berguna bagi orang lain semasa hidup adalah sebuah kenikmatan bagiku. Inilah yang membuatku miliki mimpi jadi seorang lurah," ujarnya.

Ia mengaku untuk menjadi pelayan bagi orang banyak merupakan mimpinya sejak kecil.

"Sebenarnya dari dulu niatku melayani orang sekitar sudah tertanam sejak anak-anak. Menjadi dokter gigi juga sudah menjadi satu cara untuk melayani banyak orang," ungkapnya.

Menghadapi segala seleksi menjadi lurah, Esther pun mengaku sudah melakukan survei berdasarkan pengalaman kerja selama ini di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar termasuk Kelurahan Simalingkar B.

Baca juga: Masalah Sampah Berton-ton di Sungai Bedera Tak Kunjung Selesai, Begini Tanggapan Lurah Terjun

"Saya juga pernah bertugas selama 3 bulan di Pustu Simalingkar B dan selama selang waktu seleksi jabatan saya survei kepada beberapa orang masyarakat," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved