TRIBUNWIKI

Dessy Indri Astuti, Atlet Wushu Taulo yang Juga Berprofesi Sebagai Dokter

Begitupun, wanita yang akrab disapa Dessy ini mengaku masih latihan rutin setiap hari dengan program latihan dari pelatih.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/AKBAR
Dessy Indri Astuti atlet Wushu Taulo saat berpose setelah latihan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Sumut 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dessy Indri Astuti seorang atlet Wushu Taulo yang mendapat tiket diajang pekan olahraga Nasional (PON) Papua tengah fokus membagi waktu antara latihan dan bekerja.

Ia pun tidak menampik kelimpungan membagi waktu antara latihan dan profesi nya sebagai seorang dokter umum di Rumah Sakit (RS) Royal Prima.

Begitupun, wanita yang akrab disapa Dessy ini mengaku masih latihan rutin setiap hari dengan program latihan dari pelatih.

"Persiapan PON kalo ini ya gitu bang. Latihan rutin tiap hari. Dessy agak lebih repot karena bolak balik ke RS dan tempat latihan, terus ke RS lagi," ujarnya saat berbincang dengan www.tribun-medan.com, Selasa (27/4/2021).

Baca juga: Usai Hengkangnya Paulo Sitanggang, Kini David Maulana Jadi Bidikan Prioritas PSMS Medan

Wanita kelahiran 8 Desember 1990 ini ternyata juga seorang dokter umum di RS Royal Prima yang mengharuskan dirinya juga untuk bisa melengangkan waktu untuk dunia pekerjaannya selain menjadi atlet Wushu.

"Awalnya capek, tapi memang karena Dessy suka dan hobi dengan Wushu makanya sampai sekarang bisa menjalaninya. Senang rasanya punya rutinitas bolak balik RS dan tempat latihan," katanya.

Dessy mengaku PON Papua ini merupakan even nasional keempat yang akan ia lakoni.

"Ini PON keempat saya. Jadi saya harus maksimal dalam latihan meskipun berat karena dipadu dengan harus juga bekerja menjadi seorang dokter umum. Tapi ini pilihan yang harus tetap saya jalankan," ungkapnya.

Dessy Indri Astuti atlet Wushu Taulo saat berpose setelah latihan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Sumut
Dessy Indri Astuti atlet Wushu Taulo saat berpose setelah latihan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Sumut (TRIBUN MEDAN/AKBAR)

Mengenai persiapan jelang PON Papua tinggal 6 bulan lagi, anak dari pasangan suami istri Kasiyanto dan Diah Pertiwi dirinya masih latihan dan terus latihan sesuai program yang diberikan pelatih.

"Fokus ke latihan fisik, karena memang fisik menentukan seorang atlet dalam memaksimalkan gerakan teknik," terangnya.

Mengenai apakah ada kendala selama menjalani latihan, Dessy mengaku kalau kendala ada.

Yakni, dikarenakan pandemi Corona, jadi dirinya dan teman-teman yang juga di Wushu Taulo tidak bisa dilatih oleh pelatih asing.

"Karena ini juga, kami tidak bisa training camp (TC) di negeri luar seperti China," akunya.

Baca juga: Wujudkan Visi Misi, Walkot Bobby Tandatangani Nota Kesepakatan Persetujuan Ranwal RPJMD

Padahal, sambungnya, di beberapa provinsi lain, atlet taulo sudah ada yang dilatih oleh pelatih dari negeri tirai bambu.

"Bukan berarti pelatih lokal tidak mumpuni melatih kami. Tapi alangkah baiknya kalau kami dilatih sama pelatih dari China. Apalagi olahraga ini juga berasal dari China. Sudah pasti mereka lebih memahami konsep teknik secara langsung," ujarnya.

Begitupun, sambung wanita dengan nomor pertandingan Nanquan, Nandao, Duilian ini terus semangat menjalani rutinitas baik latihan maupun kerja.

"Tapi untuk saat ini, saya lebih fokus untuk latihan. Karena menjadi atlet merupakan impian saya. Dan saya juga bisa menjadi dokter karena awalnya saya juga seorang atlet yang berprestasi makanya bisa kuliah kedokteran di USU," pungkasnya.

Ia pun mengakui bahwa menjadi seorang atlet merupakan pilihan bagi setiap orang. Seperti halnya Dessy Indri Astuti, ia mulai melirik dan konsen menjadi atlet sejak tahun 2002 silam.

Kepada www.tribun-medan.com ia bercerita bahwa kali pertama ikut Wushu taulo dirinya kalau tidak salah saat itu baru pulang sekolah.

"Bapak saat itu lagi baca koran dan langsung bilang ke saya untuk masuk ke Wushu dan ikut latihan di sana," katanya, seraya menyatakan saat itu bapaknya tengah baca berita tentang Wushu.

Baca juga: Masjid Ar-Rahman, Sudah Berdiri Kokoh sejak 1775, Miliki Bangunan yang Khas

Kemudian, kata wanita yang akrab disapa Dessy ini, orangtuanya langsung mencari tahu keberadaan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) saat itu tepatnya tahun 2002 silam.

Kala itu, akunya, Dessy masih berusia 12 tahun atau tengah duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD).

"Saat itu, saya bersama bapak langsung ke YKWI dan daftar Wushu Taulo. Kebetulan pada tahun 2002 olahraga ini masih baru dan belum banyak yang mengetahui," akunya.

Hal itulah, katanya yang membuat Dessy memilih Wushu Taulo mengingat olahraga itu masih baru.

"Kemudian setelah saya SMP Baru saya ikut tanding setelah mendalami beberapa latihan di Wushu Taulo," katanya.

Ia mengakui bahwa bapaknya sangat ingin dirinya punya basic beladiri.

"Karena saya perempuan, makanya bapak langsung ingin saya bisa beladiri. Dan beliau menyuruh saya untuk masuk Wushu dan kebetulan beliau juga baru baca berita tentang Wushu," ujarnya.

Masih dikatakan Dessy, orangtuanya memang bukan seorang atlet, namun orangtua laki-laki nya ternyata sering latihan karate meskipun tidak menjadi atlet karate.

"Itu kemungkinan alasan bapak buat saya untuk punya beladiri," akunya.

Baca juga: Tak Punya Pekerjaan, Pria Ini Nekat Mencuri agar Masuk Penjara, Alasannya Kocak Sekaligus Bikin Iba

Nah, sambungnya, semenjak SMP tepatnya tahun 2004 dirinya sudah mulai aktif mengikuti pertandingan dan sejah saat itu dirinya sudah jadi atlet Wushu Taulo.

"Tahun 2004 sempat ikut tanding dan di situ sudah jadi atlet. Sempat juga off latihan dan on lagi. Sampai berkelanjutan sehingga saya berada di perguruan tinggi," terangnya.

Tahun 2004 akunya, menjadi tahun pertama dirinya mengikuti kejuaraan junior.

Setelah itu, dirinya rutin tanding dan mengikuti kejuaraan.

"Jadi saat sekolah sering izin cuti sampai saya tidak punya teman dekat gara-gara sering gak masuk sekolah," kenangnya.

Tapi, akunya, begitu masuk sekolah Dessy tetap mengejar pelajaran yang tertinggal karena ikut pertandingan.

"Ujiannya nyusul tapi tetap masuk ranking 10 besar sih, Alhamdulillah nya," katanya.

Baca juga: REAKSI Petugas Densus 88 saat Mantan Sekretaris FPI Munarman Izin Pakai Sendal

Sampailah mau tamat SMA. Nah di situ, akunya, dirinya mau Ujian Nasional (UN) dan di situ juga Dessy mau tanding kejuaraan dunia junior.

"Jadi ya Dessy dan teman-teman ngomong ke pengurus la soal pendidikan kami. Karena rata-rata kami semua SMA kelas 3," ungkapnya.

Masih dikatakan Dessy, selama pelatnas junior dirinya dan teman-temannya di home schooling.

"Saat itu pula, pusat memberi jaminan kalau kami latihan serius dan bisa pulang dengan medali, kami bakal difasilitasi untuk masuk ke perguruan tinggi di mana pun," ujarnya.

Mendengar kesempatan itu, Dessy langsung pilih Fakultas Kedokteran USU karena memang disitu cita-cita anak dari pasangan Kasiyanto dan Diah Pertiwi.

Tapi, sambungnya tidak cuma hanya sekadar bicara.

"Saya mesti latihan keras biar dapat medali dan Alhamdulillah menang. Setelah itu, mereka kasih surat rekom ke USU tapi tetap saya ikut ujian namanya Ujian Masuk Bersama (UMB) dan itu khusus 5 universitas negeri di Indonesia," terangnya.

Setelah lulus di Kedokteran USU, akunya, sempat ada pertandingan namun ia tidak bisa latihan karena cidera. "Kurang lebih 6 bulan saya cidera dan saat itu saya fokus kuliah karena tidak ikut pertandingan," akunya.

Ia mengaku mulai mengikuti pertandingan lagi sejak tahun 2010 dan tanding di 2011. Kemudian tanding lagi sampai PON 2012.

"Setelah itu off untuk lanjutkan kuliah sampai selesai. Nah setelah selesai kuliah, ada ini kesempatan di nomor beregu untuk PON 2016 jadi mulai aktif kembali pada tahun 2014," pungkasnya.

Baca juga: Tak Punya Pekerjaan, Pria Ini Nekat Mencuri agar Masuk Penjara, Alasannya Kocak Sekaligus Bikin Iba

Profil

Nama: Dessy Indri Astuti
TTL: Medan, 8 Desember 1990

Orangtua
Ayah: Kasiyanto
Ibu: Diah Pertiwi

Baca juga: Masjid Ar-Rahman, Sudah Berdiri Kokoh sejak 1775, Miliki Bangunan yang Khas

Prestasi

* Kejurnas Junior Tahun 2004 Medali Emas
* Kejuaraan Dunia Junior Bali Tahun 2008 Medali Emas
* PON Kaltim Tahun 2008 Medali Emas
* World Champions Wushu di Turkey Tahun 2011 Medali Perak
* Sea Games Jakarta-Palembang Tahun 2011 Medali Perak
* PON Riau Tahun 2012 Medali Perunggu
* PON Bandung Tahun 2014 Medali Perak

(akb/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved