Inilah Kemampuan 'Pasukan Setan' Milik AD yang Dikirim untuk Menumpas KKB/Teroris di Papua

Gugurnya Kabinda Papua, Brigjen Gusti Putu Danny Karya Nugraha, membuktikan beringasnya KKB di  Papua.

Editor: AbdiTumanggor
penkostrad
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memeriksa kesiapan prajurit Yonif Para Raiders 501/BY Kostrad yang akan dikirim ke Papua. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Gugurnya Kabinda Papua, Brigjen Gusti Putu Danny Karya Nugraha, membuktikan beringasnya KKB di  Papua.

Tindakannya dinilai sudah keterlaluan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Melansir Tribunnews, kini pemerintah menetapkan KKB Papua sebagai kelompok teroris, dan diperintahkan untuk dibabat habis.

Perintah ini datang langsung dari Presiden Indonesia Jokowi, setelah mendengar keberingasan KKB Papua yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut laporan terbaru, untuk menumpas KKB Papua, Indonesia mengerahkan pasukan khusus TNI yang dijuluki pasukan setan.

Prajurit TNI dari Yonif 315/Garuda akan dikirim ke Papua

Prajurit TNI dari Yonif 315/Garuda akan dikirim ke Papua (Instagram @yonif315garuda)

Mereka adalah prajurit TNI dari Yonif 315/Garuda.

Tim ini ditugaskan untuk memburu langsung kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Papua.

Diketahui, Pasukan Setan ini memiliki markas di Pangdam III Siliwangi, di Kota Bogor.

Menurut Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, menyebut seluruh personel Yonif Garuda siap diberangkatkan.

Mereka siap bertugas di daerah rawan di Papua, untuk membela NKRI.

Selain itu, Yonif Garuda yang ditugaskan untuk memberantas KKB Papua ternyata bukanlah unit sembarangan.

Mereka dianggap satuan unit khusus yang memiliki sejumlah kemampuan mumpuni dalam melakukan operasi militer (OMP), hingga perang (OMSP).

Menurut Kasdam III/Siliwangi, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengatakan, pasukan ini sudah menjalani latihan taktik dan beberapa teknik pertempuran.

Selain itu mereka juga memiliki kemampuan mengendus atau mencium musuh dengan baik.

Kemampuan itulah yang membuat Yonif Garuda sampai memiliki julukan pasukan setan.

Yonif Garuda sendiri, merupakan kesatuan dalam Batalyon infanteri TNI Angkatan Darat.

Mereka, memiliki kemampuan mumpuni untuk melaksanakan berbagai operasi militer bahkan dalam perang sekalipun.

Kemampuan mereka salah satunya adalah mampu dengan mudah melacak keberadaan musuh dengan sangat baik.

Mereka memiliki ciri khas memakai tanda pengenal tutup kepala dengan baret warna hijau.

"Dengan kemampuan yang dimiliki, kami yakin satuan ini dapat menumpas kelompok KKB Papua, dengan memerhatikan faktor keamanan dalam setiap langkah dan tindakan," kata Kasdam Siliwangi.

Ilustrasi KKB Papua.

Ilustrasi KKB Papua. (FB TPNPB)

Namun walau sempat menjadi 'musuh' militer Indonesia, ada beberapa warga yang bergabung dengan KKB, akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Alasannya pun beragam-ragam.

Seperti kisah di bawah ini.

Dilansir dari palu.tribunnews.com pada Sabtu (1/5/2021), Kapolres Yapen AKBP Ferddyan Indra Fahmi sempat melakukan hal nekat.

Di mana dia nekat masuk ke markas KKB tanpa senjata.

Tentu saja sikap AKBP Ferddyan Indra Fahmi itu berbahaya. Karena dia bisa ditembak mati.

Tapi ternyata AKBP Ferddyan Indra Fahmi punya pikiran lain. Dia mau menghentikan konflik tanpa senjata.

Siapa yang sangka kehadiran Kapolres Yapen itu berhasil menarik perhatian anggota KKB. 

Jadi, tidak ada pertumpahan darah karena sikapnya itu.

Bahkan kini AKBP Ferddyan Indra Fahmi dikenal sebagai penakluk hati KKB di Yapen.

Ini karena AKBP Ferddyan Indra Fahmi menggunakan cara bicara dari hati ke hati.

Dan benar saja. Sikap AKBP Ferddyan Indra Fahmi itu lantas membuat salah satu pimpinan KKB Papua Noak Orarei bertobat dan menyatakan kembali setia kepada NKRI.

”Saya berupaya untuk menyerang tanpa pasukan dan menang tanpa merendahkan," cerita AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

"Maka, yang dipilih bukan pendekatan hukum, tapi restorative justice."

Ada lagi strategi yang digunakan AKBP Ferddyan Indra Fahmi untuk membujuk para anggota KKB untuk 'pulang'.

Paling mudah, biasanya menggunakan anggota keluarga dari anggota KKB Papua.

Misalnya istri, anak, orangtua, atau saudaranya.

Ternyata AKBP Ferddyan Indra Fahmi menggunakan pintu masuk melalui istri dan kakak kandungnya.

Tapi itu tidak mudah.

Tentu saja keluarga anggota KKB Papua sudah tahu bahwa anggota keluarganya berkhianat kepada NKRI. Hukumannya jelas hukuman yang berat.

Oleh karenanya mereka akan menghindari.

Seperti yang dilakukan istri dari Noak Orarei yang sempat menghindari tim bentukan AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

Walau susah, pelan-pelan mereka berhasil masuk ke lingkungan keluarga.

Caranya membantu kehidupan sehari-hari keluarga Noak Orarei.

Dari situlah istrinya mulai membuka hati kepada AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

Bahkan sempat curhat bahwa suaminya jarang pulang.

Tapi AKBP Ferddyan Indra Fahmi membalas bahwa jika Noak Orarei mau kembali, maka catatan kriminalnya akan dihapus.

Dan sekali lagi, tidak mudah mendapat kepercayaan mereka walau dengan iming-iming sebesar itu.

Sebab, Noak Orarei benar-benar ingin memastikan bhawa catatan kriminalnya dihapus jika mau kembali ke NKRI.

Itu syaratnya agar mau bertemu AKBP Ferddyan Indra Fahmi. Tentunya tapa senjata.

Siapa sangka syarat itu dengan mudah dilakukan AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

Pertemuan itu akhirnya berakhir bahagia dan disaksikan istri dan kakak Noak Orarei.

Dia juga menyerahkan diri dan menyerahkan senjata mereka di Kantor Polres Kepulauan Yapen. (*)

Artikel telah tayang sebelumnya di Intisari-online.com dengan judul:Pantas Saja Indonesia Sampai Kerahkan 'Pasukan Setan' Untuk Memburu KKB Papua, Ternyata Unit Khusus TNI Ini Memiliki Kemampuan yang Bisa Bikin KKB Papua Kalang-Kabut

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved