Akhirnya Terungkap Perusahaan Luar Membiayai Junta Militer Myanmar, Pantas Saja Rakyatnya Digebuki
Junta Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 1 Februari 2021 yang diikuti dengan tindakan brutal terhadap para demonstran.
Sementara itu, Total mendapat tekanan dari para aktivis pro-demokrasi untuk berhenti “membiayai” junta militer Myanmar.
Le Monde melaporkan, mereka memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa Total mengoperasikan pipa gas dari Myanmar ke Thailand melalui joint venture dengan perusahaan Myanmar Oil and Gas Enterprise.
Myanmar Oil and Gas Enterprise merupakan perusahaan minyak dan gas yang dikendalikan militer Myanmar.
Skema keuangan tersebut terdaftar di sebuah negara tax haven, Bermuda, dengan nama Perusahaan Transportasi Gas Moattama (MGTC) pada 1994.
Total mengatakan kepada Le Monde bahwa mereka tidak mengetahui "alasan pasti" untuk memasukkan MGTC di Bermuda tiga dekade lalu.
Total menambahkan, pihak perusahaan tidak lagi memasukkan anak perusahaan baru di negara tax haven.
Baca juga: Sebanyak 120 Selebriti Jadi Buronan Tentara Myanmar, Aktor Paing Takhon Ditangkap, Berikut Sosoknya
Baca juga: Pasukan Militer Myanmar Kocar-kacir ke Hutan Usai Ratusan Warga Desa Melawan dengan Senjata Sendiri
Le Monde menyebutkan, keuntungan dari ladang gas Myanmar tidak melewati pundi-pundi negara Myanmar, melainkan melalui sebuah perusahaan yang sepenuhnya dikendalikan oleh militer.
MGTC sendiri didirikan sejak 1994. Perusahaan didirikan di Bermuda.
Bermuda yang berada di kawasan Atlantik Utara adalah pusat finansial offshore. Di mana ada standar hukum bisnis, regulasi, dan pajak langsung yang minim bagi pendapatan individu atau korporasi.
Tanpa pajak pendapatan korporasi, Bermuda menjadi lokasi penghindaran pajak yang amat populer. Ini juga disebut membuat pendapatan pajak negeri Burma, tak sesuai semestinya.
Diketahui, melalui skema ini, junta secara langsung menerima uang dari transportasi gas MGTC senilai US$ 523 juta (Rp 7,3 triliun) pada 2019. Angka ini jauh berbeda dari yang diklaim US$ 11 juta (Rp 158 miliar).
"Skema tersebut mengurangi jumlah royalti yang diterima oleh negara karena pengangkutan gas dikenai pajak lebih rendah," kata Le Monde.
Melansir media yang sama, Total pun buka suara.
Perusahaan menegaskan tidak tahu "alasan pasti" mengapa MGTC didirikan Bermuda tiga dekade lalu.
Beberapa tahun lalu, Le Monde, bersama The Guardian dari Inggris, juga menerbitkan hasil investigasi yang mengungkapkan serangkaian penggelapan pajak yang terkenal dengan nama "Swissleaks".