13 Tahun Menabung Untuk Naik Haji, Khambali dan Istri Ikhlas Batal Lagi ke Tanah Suci Tahun Ini

Sempat dikabarkan akan dibuka kembali pada akhir tahun lalu, para jemaah harus kembali ikhlas bahwa ibadah haji tahun ini kembali ditunda.

Editor: Juang Naibaho
Tribun-Medan.com/HO
Dokumentasi Khambali saat berada di Mekkah saat bertugas sebagai pendamping jamaah haji pada tahun 2013. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ibadah haji di tanah suci Mekkah menjadi impian hampir semua umat Islam untuk memenuhi syarat rukun Islam ke-lima tersebut.

Namun, akibat pandemi dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir membuat para calon jemaah harus legawa untuk menunda haji pada tahun 2020 lalu.

Sempat dikabarkan akan dibuka kembali pada akhir tahun lalu, para jemaah harus kembali ikhlas bahwa ibadah haji tahun ini kembali ditunda.

Beberapa jemaah yang seharusnya berangkat di tahun ini hanya dapat pasrah, diantaranya Khambali, calon jamaah haji yang berdomisili di Kecamatan Medan Johor.

"Tahun lalu seharusnya berangkat. Tapi ya kita ikuti saja kebijakan dari pemerintah karena jikapun diberangkatkan kalau lebih banyak mudharat (keburukan) daripada kebaikannya akan lebih bahaya," ungkap Khambali, Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Jemaah Haji yang Batal Berangkat 2021 Bisa Ambil Biaya yang Sudah Disetor Atau Tunggu Berangkat 2022

"Saya berangkat dengan istri, dan istri juga tidak mempermasalahkan jika nanti ada penundaan," lanjutnya.

Tahun ini seharusnya menjadi tahun kedua Khambali kembali beribadah di tanah suci. Sebelumnya, Wakil Sekjend Badan Penanggulangan Ekstrimisme Terorisme ( BPET MUI Pusat) ini naik haji untuk pertama kali pada tahun 2013.

Namun, saat itu dirinya bertugas sebagai panitia untuk menjadi pendamping para jamaah bukan sebagai ibadah secara personal.

Melihat betapa megahnya ka'bah sambil menjalani tugas mendampingi para jamaah, dengan tekad penuh, Khambali mengajak sang Istri untuk mendaftar haji di tahun 2013.

Baca juga: SUDAH Vaksin dan Manasik Haji, Sri Astuti Pasrah Gagal Haji Lagi : Sudah Firasat bakal Batal

Sewaktu pendaftaran untuk haji kedua ini bersama sang istri, Khambali bercerita bahwa dirinya tak serta merta langsung memiliki uang dalam jumlah besar.

Dengan konsisten, Khambali rutin mengikuti program menabung dari CIMB Niaga sejak tahun 2001 hingga tahun 2013 sebanyak Rp1,5 juta per bulan.

"Saya tiap bulan paksakan harus nabung dan anggap itu waktu masa tua kita. Saya ada ikut program dari CIMB Niaga untuk menabung tiap bulan Rp1,5 juta sejak tahun 2001 bersama istri saya hingga tahun 2013 udah terbentuk dana sekitar Rp50 juta," ujarnya.

Saat disinggung mengenai persiapan, Khambali mengakui belum ada persiapan berarti untuk segala bentuk perlengkapan seperti pakaian dan pernak-pernik lainnya.

"Kalau perlengkapan itu bisa dilakukan mendadak. Tapi yang paling penting itu persiapan fisik dan kesehatan. Kalau naik haji ini kan paling banyak memporsir tenaga, kalau lafal-lafal nanti kan ada pendampingnya. Jadi ya kesehatan yang paling dipersiapkan," kata Khambali.

Baca juga: IBADAH Haji 2021 Resmi Dibatalkan, MUI Wanti-wanti Pemerintah: Jangan Sampai Uangnya Digunakan . . .

Tentunya, Khambali masih memiliki harapan agar Indonesia dapat memiliki kuota haji walaupun tidak secara penuh dengan mengutamakan calon jamaah lansia.

Selain itu, ia juga berharap agar para jamaah lainnya tetap ikhlas dan bersabar untuk dapat memenuhi ibadah haji nantinya.

"Harapan kita di tahun 2021 ini semoga kita bisa mendapat kuota lah. Kalaupun dapat kuota tahun ini diutamakanlah yang sudah lansia, kalau yang muda kan fisiknya masih prima. Mudah mudahan kalau tahun depan Covid-19 bisa tertanggulangi, kuota bisa kembali normal. Ya tentunya harus diiringi keikhlasan kesabaran agar dapat memenuhi rukun Islam yang kelima, karena tidak ada yang menyangka dengan kondisi seperti ini," pungkasnya.

(cr13/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved