Khambali 13 Tahun Menabung untuk Naik Haji
Melihat betapa megahnya ka'bah sambil menjalankan tugas mendampingi jemaah, dengan tekad penuh, Khambali mengajak sang istrimendaftar haji pada 2013
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Menunaikan ibadah haji tentu menjadi impian semua umat Islam. Tapi, tampaknya kaum Muslim harus bersabar untuk memenuhi rukun Islam kelima tersebut. Penyebabnya, tak lain dan tak bukan adalah pandemi Covid-19 yang sedang mengganas.
Penyakit yang diakibatkan virus corona tersebut telah menjadi pandemi sekitar 1,5 tahun. Sifatnya yang cepat menular dan membahayan nyawa membuat para calon jemaah haji harus legawa batal berangkat ke Tanah Suci pada 2020.
Ibadah haji tahun ini juga belum ada kepastian. Beberapa jemaah yang seharusnya berangkat pada tahun ini hanya bisa pasrah. Satu di antaranya Khambali. Ia merupakan calon jemaah haji yang berdomisili di Kecamatan Medan Johor.
"Tahun lalu seharusnya saya berangkat. Tapi, ya saya ikuti saja kebijakan pemerintah. Karena, tetap diberangkatkan tapi lebih banyak mudarat daripada kebaikannya akan lebih bahaya. Saya mestinya berangkat dengan istri. Istri saya juga tidak mempermasalahkan jika ada penundaan lagi," katanya
Tahun ini, seharusnya menjadi yang kedua bagi Khambali ikut ibadah haji di Tanah Suci. Sebelumnya, Wakil SekjendBadan Penanggulangan Ekstrimisme Terorisme ( BPET MUI Pusat) tersebut naik haji untuk pertama kali pada 2013.
Saat itu, ia bertugas sebagai panitia atau pendamping para jemaah bukan ibadah secara personal.
Melihat betapa megahnya ka'bah sambil menjalankan tugas mendampingi para jemaah, dengan tekad penuh, Khambali mengajak sang istrimendaftar haji pada 2013.
Sewaktu mendaftar untuk ikut ibadah haji kedua bersama sang istri, Khambali bercerita tak serta merta memiliki uang yang cukup. Tapi, secara konsisten Khambali rutin mengikuti program menabung sejak 2001 hingga tahun 2013 senilai Rp 1,5 juta per bulan.
Baca juga: Biro Perjalanan Haji dan Umrah di Sumut Pasrah, Minta Solusi dari Pemerintah
"Saya tiap bulan paksakan menabung, dan anggap itu untuk masa tua kita. Saya ada ikut program dari CIMB Niaga untuk menabung tiap bulan Rp1,5 juta sejak 2001 hingga 2013 bersama istri saya. Dan, sudah ada dana sekitar Rp 50 juta," ujarnya.
Mengenai persiapan, Khambali mengaku, belum ada yang spesial, terutama perlengkapan pakaian dan pernak-pernik lainnya.
"Kalau perlengkapan itu bisa dilakukan mendadak. Tapi, yang paling penting itu persiapan fisik dan kesehatan. Kalau naik haji ini kan paling banyak memporsir tenaga, kalau lafal-lafal nanti kan ada pendampingnya. Jadi, ya kesehatan yang paling dipersiapkan," kata Khambali.
Ia pun masih berharap agar Indonesia dapat kuota haji walaupun tidak secara penuh dengan mengutamakan calon jemaah lansia pada tahun ini. Selain itu, ia berharap agar para jemaah lainnya tetap ikhlas dan bersabar untuk dapat memenuhi ibadah haji.
Baca juga: Menag Karo Tunggu Arahan Pusat Terkait Pemberangkatan Ibadah Haji, Binus : Persiapan Sudah Dilakukan
"Harapan kami pada 2021 ini kita bisa mendapat kuota lah. Kalaupun dapat kuota tahun ini diutamakan yang sudah lansia, kalau yang muda kan fisiknya masih prima. Mudah-mudahan kalau tahun depan Covid-19 bisa tertanggulangi, kuota bisa kembali normal. Ya, tentunya harus diiringi keikhlasan kesabaran agar dapat memenuhi rukun Islam yang kelima. Tidak ada yang menyangka terjadi kondisi seperti ini," katanya.
Menunggu
Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Utara masih menunggu kepastian terkait keberangkatan calon jemaah haji asal Sumut 1442 Hijriah/2021. Sebab, hingga kemarin, Pemerintah Pusat juga masih menunggu pengumuman resmi dari Pemerintah Arab Saudi soal pelaksanaan haji tahun ini.
"Untuk haji, kalau info dari Kepala Bidang Haji masih menunggu dari pusat," kata Kasubbag Humas Kemenag Sumut Abdul Azhim, Rabu. Begitu juga soal kuota calon jemaah haji asal Sumut yang akan berangkat, pihaknya juga belum mendapat informasi dari Pemerintah Pusat.
"Jadi belum tahu kami kuota haji untuk Sumut," katanya. Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholis Qoumas mengatakan, hingga kini belum ada negara yang sudah mendapat kepastian soal kuota haji tahun ini.