Sopir Angkot Medan Merasa Dibohongi, Tarif Bus Trans Metro Deli Masih Gratis
Di masing-masing koridor Trans Metro Deli yang beroperasi, para sopir mengalami penurunan pendapatan hingga 70 persen.
TRIBUN - MEDAN.com, MEDAN - Sopir transportasi angkutan darat mengeluhkan penurunan pendapatan yang cukup signifikan di tengah beroperasinya bus Trans Metro Deli selama tujuh bulan tanpa tarif ongkos. Warga bisa bebas menggunakan bus ini dengan gratis bermodalkan kartu e-money.
"Ini sudah melanggar Pancasila dan kemaslahatan bersama. Dulu dijanjikan bahwa tanpa tarif itu hanya dua bulan, tapi sampai sekarang, tetap diberlakukan tanpa tariff. Ini kan membunuh para pengusaha dan pekerja angkutan darat," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Medan, Mont Gomery Munthe kepada Tribun Medan, Senin (14/6/2021).
Mont mengatakan, di masing-masing koridor Trans Metro Deli yang beroperasi, para sopir mengalami penurunan pendapatan hingga 70 persen.
"Kita ambil contohnya saja, misalnya trayek Lapangan Merdeka-Amplas, itu sopir sudah kehilangan pendapatannya hingga 70 persen. Belum lagi Lapangan Merdeka - Belawan dan Lapangan Merdeka - Tuntungan," tambahnya.
Baca juga: Plang Halte Sudah Sering Hilang, Kabag Ops Bus Trans Metro Deli: Berapa Lah Dijual Itu
Mont menuturkan, pihaknya merasa dibohongi oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Karena sudah menjanjikan bahwa penerapan bus BTS tanpa tarif hanya untuk sementara. "Itu yang kami pertanyakan, katanya sementara, tapi kok sampai sekarang masih gratis juga. Kami merasa dikibuli, dibohongi, dan ini kan sudah melanggar hak-hak pekerja angkutan," katanya.
Koordinator sopir 103 Rahayu trayek Pancurbatu-Pancing, Budikarta Bukit mengatakan penurunan pendapatan mereka terjadi drastis dalam beberapa bulan terakhir.
"Pendapatan kami menurun drastis sekali dari awal beroperasinya bus Trans Metro Deli. Penumpang semua lari ke bus karena gratis," ucapnya.
Sementara itu, pemberlakuan pembebasan tarif dilakukan dalam waktu yang berkepanjangan. "Semakin diperpanjang dan tidak tahu sampai kapan. Ini sama saja seperti menghianati kami. Mungkin mereka merasa justru ini hal baik kalau digratiskan, tapi ini membuat kami sengsara," katanya.
Dirinya berharap permasalahan ini dapat selesai dan pemerintah dapat memberikan solusi yang tidak mempersulit para sopir angkutan.
"Kami berharap tolonglah kami diperhatikan, ini masa sulit, masa pandemi. Mana janji pemerintah katanya mau membangkitkan ekonomi. Ini bukan membangkitkan, tapi justru mencekik kami," katanya.
Batalkan Aksi Mogok
KETUA Organisasi Angkutan Darat (Organda) Medan, Mont Gomery Munthe mengatakan, pihaknya sudah berencana melakukan aksi unjuk rasa dan mogok kerja yang seharusnya dilakukan pada hari ini. Namun, karena pihak Kemenhub menjadwalkan akan melakukan mediasi, pihaknya menunda aksi tersebut.
"Kami sudah sampaikan izin untuk melakukan unjuk rasa kepada kepolisian, bapak Kapolres dan juga Poldasu. Mereka mau membantu. Tapi karena orang Kemenhub sudah menuju ke sini, aksi kita tunda," katanya.
Adapun aksi mogok kerja dan unjuk rasa tersebut direncanakan dilakukan bersama Kesatuan Sopir dan Pemilik Angkutan (Kesper) terkait operasional Trans Metro Deli pada Senin 14 Juni 2021.
Beberapa tuntutan yang ingin mereka sampaikan yakni:mMenagih janji pemerintah tentang tarif Trans Metro Deli sesuai dengan surat edaran tertanggal 21 Januari 2021, menuntut kerugian badan usaha angkutan melalui KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), dan membatalkan rencana bus massal di empat koridor.
"Tapi pihak Kemenhub sudah di pesawat dan menuju ke Medan, kami akan melakukan pembahasan mengenai hal ini. Dan masih akan diproses bagaimana supaya penerapan tarif gratis itu dilakukan berdasarkan ketetapan kemarin," kata Mont.(cr14/Tribun-Medan.com)