Kesehatan
Apa Itu Inhaler dan Nebulizer, Baik Digunakan untuk Penderita Komorbid Asma Covid, Disarankan Dokter
Kebanyakan penderita covid-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta (komorbid) di antaranya asma.
TRIBUN-MEDAN.com - Jumlah penderita Covid-19 di Indonesia meninggkat seiring dengan jumlah yang meninggal.
Kebanyakan penderita covid-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta (komorbid) di antaranya asma.
Ini bisa terjadi jika kondisi yang kian memburuk pada sistem pernafasannya.
• LANGKAH-langkah Vaksinasi di Sentra Vaksinasi Bersama BUMN, Berikut Link Registrasinya
Saat ini, fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) mengalami kelangkaan tabung oksigen, sehingga ini yang mendorong pemerintah mengambil dua opsi yakni mengalihkan tabung gas industri dan membuka kran impor tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Di sisi lain, keterbatasan fasyankes yang terjadi saat ini membuat banyak masyarakat yang terinfeksi Covid-19 terpaksa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Padahal diantara mereka ada pula yang memiliki komorbid, termasuk asma yang dapat memperparah kondisi kesehatan mereka.
Baca juga: PERNAH KEKURANGAN Oksigen Dibantu Indonesia, Cara India Atasi Kelangkaan Oksigen Medis,Perlu Ditiru?
Oleh karena itu, banyak yang memilih untuk menggunakan alat bantu pernafasan seperti inhaler dan nebulizer untuk mengobati asma mereka saat isoman.
Lalu apakah inhaler dan nebulizer boleh digunakan pada pasien Covid-19?
Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhammad Fajri Adda'i mengatakan bahwa dua alat ini sebenarnya baik digunakan untuk penderita asma pada umumnya.
"Nebulizer dan inhaler sama baiknya untuk digunakan pada penderita asma," kata dr. Fajri, saat dihubungi Tribunnews, Kamis (8/7/2021).
Namun penggunaan, nebulizer biasanya menggunakan cairan yang telah ditentukan dosisnya oleh dokter dan harus diuapkan kemudian dihirup melalui corong.
"Tapi nebulizer menggunakan cairan yang diuapkan, uapnya ini dihirup. (Namun) penggunaan dosis cairan untuk nebulizer juga harus diperhatikan, biasanya (dokter) memberikan dosis," jelas dr. Fajri.
Baca juga: BERITA TERBARU Corona Varian Delta, WHO Ungkap Semua Vaksin Covid-19 Efektif dan Disetujui
Sedangkan untuk penggunaan inhaler, penderita asma hanya membuka mulut, menarik nafas cukup dalam sambil mengatupkan bibir secara rapat pada corong selama beberapa detik untuk bisa menghirup obat yang ada di dalamnya.
"Kalau inhaler, biasanya penderita harus menarik nafas panjang selama beberapa detik untuk menghirupnya," papar dr. Fajri.
Namun ini tergantung pada kondisi penderita asma tersebut, karena penyakit ini memiliki beberapa tingkat keparahan yakni asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten berat.