Dianggap Berdosa hingga Rakyatnya Geram, Jasad Presiden Haiti Memilukan, 12 Peluru & Mata Dicungkil

Selain kekacauan politik, penculikan untuk tebusan telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

Valerie Baeriswyl / AFP
KABAR DUKA -Dalam file foto ini diambil pada 22 Oktober 2019 Presiden Jovenel Moise duduk di Istana Kepresidenan saat wawancara dengan AFP di Port-au-Prince, 22 Oktober 2019. Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh pada 7 Juli 2021, di rumahnya oleh seorang komando, Perdana Menteri sementara Claude Joseph mengumumkan. Joseph mengatakan dia sekarang bertanggung jawab atas negara. 

Duta Besar Haiti untuk Washington, Bocchit Edmond, juga mengatakan para pembunuh adalah tentara bayaran profesional.

Mereka menyamar sebagai agen Administrasi Penegakan Narkoba AS.

Moise yang tidak populer telah memerintah Haiti, negara termiskin di Amerika, melalui dekrit setelah pemilihan legislatif yang dijadwalkan pada 2018 ditunda.

Selain kekacauan politik, penculikan untuk tebusan telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

Jalan-jalan ibu kota macet beberapa jam setelah pembunuhan, dengan hanya segelintir warga di luar ruangan.

“Kami tidak mengharapkannya, ini adalah gempa bumi lainnya di Haiti,” kata ibu dua anak.

Dia hanya menyebut namanya sebagai Bernadette, mengacu pada gempa tahun 2010 yang mematikan.

“Saya tidak percaya, saya tidak percaya,” kata Jacquelyn (50).

Haiti mengumumkan dua minggu berkabung nasional mulai Kamis (8/7/2021).

PM Sementara Haiti, Joseph yang berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Josep menyatakan akan mengundurkan diri dalam beberapa hari setelah Moise menunjuk penggantinya.

Selain pemilihan presiden, legislatif dan lokal, Haiti akan mengadakan referendum konstitusional pada September 2021.

Karena telah dua kali ditunda akibat pandemi virus Corona.

Dosa Sang Presiden hingga Warga Geram

Seperti diketahui, 4 pembunuh Presiden Haiti, Jovenel Moïse berhasil ditembak mati oleh aparat.

Sementara dua orang lainya sudah ditahan dan petugas masih bertempur dengan beberapa tersangka lain di ibu kota, Port-au-Prince, seperti dilansir dari BBC

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved