TRIBUNWIKI
Siwaluh Jabu, Rumah Adat Karo yang Dihuni Delapan Kepala Keluarga
Begitu juga di Kabupaten Karo. Terdapat bangunan adat yang disebut dengan Siwaluh Jabu.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Setiap daerah umumnya memiliki peninggalan sejarah maupun adat istiadat, yang tentunya menarik bisa minat wisatawan baik lokal maupun asing untuk mengunjunginya.
Begitu juga di Kabupaten Karo.
Terdapat bangunan adat yang disebut dengan Siwaluh Jabu.
Dalam bahasa Karo, Waluh artinya delapan, sedangkan Jabu berarti rumah.
Sehingga secara sederhana Siwaluh Jabu adalah rumah yang dihuni delapan kepala keluarga.
Sehingga sebuah Siwaluh Jabu dibagi menjadi delapan.
Sesuai struktur organisasi sosial masyarakat Karo, bahwa sebuah rumah adat, seperti Siwaluh Jabu, penghuni idealnya adalah anak taneh (marga yang mendirikan kampung), ikatan-ikatan kalimbubu (pihak pemberi istri), senina dan anakberu.

Baca juga: Rumah Pohon di Desa Tarabunga, Jadi Alternatif Pengujung di Hari Libur dan Akhir Pekan
Bangunan Siwaluh Jabu, di antaranya dapat ditemui di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Dan sejak tahun 1986 pemerintah menjadikan Desa Dokan sebagai desa wisata.
Saat ini hanya tersisa lima rumah adat di desa tersebut, empat berkonsep Silawuh Jabu dan satu lainnya Siempat Jabu.
Kepala Desa (Kades) Dokan, Martunis Sembiring menyebutkan rumah-rumah adat itu, masing-masing memiliki nama, yakni Rumah Mbelin, Rumah Sendi, Rumah Tengah, Rumah Mbaru dan Rumah Ketek.
Dahulunya, ungkap Martunis, ada 13 rumah adat di Desa Dokan, namun seiring waktu satu-persatu pun roboh termakan usia dan juga akibat minim renovasi.
"Memperbaiki rumah adat bukan persoalan mudah, biayanya besar," kata Martunis.
Bagi masyarakat Karo, Siwaluh Jabu bukan sekadar rumah biasa. Ada makna filosofi berisi kearifan dan kebijaksanaan.

Baca juga: Aurel Hermansyah Ngaku Jijik dengan Atta, Ungkap Trauma Masa Lalu Soal Perselingkungan
Apalagi selama pembangunan Siwaluh Jabu, disebut turut dilakukan sejumlah ritual dan upacara.
Mulai dari pemilihan lokasi, menyeleksi, menebang hingga memotong kayu pohon.