Sebanyak 10.000 Militer China dan Rusia Gelar Latihan Gabungan Besar-besaran, Bagaimana Reaksi AS?

Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian mengatakan, latihan gabungan tersebut bakal digelar pada awal hingga pertengahan Agustus.

Editor: AbdiTumanggor
China Daily
Foto Pasukan Militer China. 

“Drone helikopter yang dikembangkan di China yang membawa peluru mortir peledak jarak dekat, peluncur granat, dan senapan mesin."

"Mereka dapat membentuk kawanan dan melancarkan serangan yang terkoordinasi,” menurut surat kabar China Global Times, mengutip pernyataan perusahaan Zhuhai Ziyan yang berbasis di Guangdong.

Drone ini juga ditampilkan di pameran dagang pertahanan Turki baru-baru ini.

“Dengan menekan satu tombol, drone dapat lepas landas secara mandiri, menghindari tabrakan di udara dan menemukan jalan ke target yang ditentukan,” kata Global Times.

“Begitu mereka menerima perintah untuk menyerang, mereka akan menyerang target secara mandiri dan terkoordinasi."

"Setelah menyelesaikan misi, sistem akan mengarahkan drone kembali ke pangkalan dan mendarat secara otomatis."

"Operator tidak perlu mengekspos dirinya di garis depan yang berbahaya karena drone dapat dengan mudah dikendalikan dari jarak jauh.”

Hingga sepuluh heli-drone dapat dirakit menjadi gerombolan, dengan Kecerdasan Buatan untukn mengoordinasikan grup.

“Kesepuluh drone tersebut bisa kombinasi dari berbagai jenis, termasuk yang dapat menjatuhkan mortir peledak jarak dekat, sementara yang lain dapat membawa peluncur granat, atau melakukan serangan bunuh diri,” kata Global Times.

Zhuhai Ziyan menawarkan beberapa jenis drone mini bersenjata.

Parade militer Rusia di Lapangan Merah, Moskwa
Parade militer Rusia di Lapangan Merah, Moskwa (KIRILL KUDRYAVTSEV / AFP)

Pada tahun 2018, ia meluncurkan Blowfish A2, yang menyerupai unta dengan rotor yang tertancap di punuknya.

Drone setinggi enam kaki, setinggi dua kaki memiliki kecepatan 130 kilometer (81 mil) per jam.

Ini dapat dipersenjatai dengan peluru mortir 60 milimeter dan atau peluncur granat 40 milimeter.

“Drone helikopter lainnya termasuk Infiltrator, dapat meluncurkan roket dan rudal, dan Parus S1, yang mengorbankan dirinya untuk meledakkan target,” kata Global Times.

Zhuhai Ziyan sekarang sedang mengerjakan Blowfish A3, sedikit lebih besar dari A2 dan dipersenjatai dengan “berbagai jenis senapan mesin dan memiliki fitur desain aerodinamis yang berbeda yang memungkinkan meriam untuk menembak di lebih banyak sudut di tengah penerbangan.”

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved