TRIBUNWIKI

SOSOK Ariel NOAH, Berasal dari Pangkalan Brandan, Kini Sukses Jadi Musisi

Karena berprofesi sebagai pegawai lapangan, sang ayah bekerja di lokasi yang berpindah-pindah. Tinggal di Pangkalan

Penulis: Satia | Editor: Ayu Prasandi
YouTube David Bayu Tube via kompas
Ariel Noah 

TRIBUN MEDAN.COM, PANGKALANBRANDAN- Nazril Irham atau lebih populer dikenal dengan nama Ariel Noah, lahir 16 September 1981, Kecamatan Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. 

Dilansir dari Wikipedia, Ariel lahir dari pasangan Nazmul Irphan dan Darlina Darwis yang berasal dari Minangkabau. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Baca juga: Oknum Polisi yang Didakwa Jual Sabu Tangkapan Minta Dibebaskan Hakim Karena Alasan Ini

Ayahnya yang bekerja sebagai pegawai lapangan di perusahaan minyak Pertamina berasal dari Bonjol. Sedangkan ibunya berasal dari Padang, Sumatera Barat.

Karena berprofesi sebagai pegawai lapangan, sang ayah bekerja di lokasi yang berpindah-pindah. Tinggal di Pangkalan

Brandan beberapa bulan, Ariel kecil dan keluarga harus pindah ke Langsa di Aceh. Di Kota Langsa, Ariel kecil mulai menuntut ilmu di Taman Kanak-Kanak (TK), yaitu di TK Bungong Seulanga (sejak tahun 2014 menjadi TK Kartika Jaya XIV-5 Kota Langsa).

Di kota ini Ariel tinggal di perumahan BTN Asamera. Setelah tinggal di Langsa selama 7 tahun, Ariel sekeluarga pindah ke Bandung.

Kemudian, Ariel bersekolah di SMP Negeri 14 Bandung. Kebiasaan Ariel bernyanyi di Warung Bu Susi, dekat sekolahnya, ternyata membawa perubahan dalam karier bermusiknya. Sejak kelas I SMP, Ariel telah intens membentuk grup musik.

Grup musik pertama yang dibentuknya bernama Peppermint. Namun grup musik tersebut hanya bertahan tujuh bulan.

Lantas ia membuat grup musik lagi bernama Sliver, lalu kemudian Cholesterol dengan Uki, Qibil dan Erick, serta Topi bersama Uki, Afrian, Abel, Ari, dan Andika pada tahun 1997.

Lagi-lagi semuanya bubar di tengah jalan.

Tapi grup musik yang disebut terakhir, lumayan berjasa untuk kariernya.

Pada 1 September 2000, beberapa orang yang tergabung di Topi –termasuk Ariel– sepakat membentuk grup musik baru bernama Peterpan dengan formasi baru yaitu Ariel, Uki, Lukman, Reza, Andika dan Indra.

Baca juga: Pemandian Rudang Mayang, Lokasi Wisata di Langkat yang Tawarkan Keindahan Alam dan Kesejukan Air

Bersama Peterpan, Ariel berupaya menembus kafe-kafe top di Bandung. Penampilan Peterpan di kafe Sapu Lidi yang atraktif plus vokal Ariel yang berkarakter diam-diam menarik minat Noey Jeje– bassist Java Jive yang belakangan jadi produser– untuk memasukkan lagu mereka dalam album kompilasi Kisah 2002 Malam.

Lagu Mimpi Yang Sempurna yang termuat di album kompilasi itu sukses jadi modal Peterpan untuk menembus industri rekaman.

Tahun 2003, Peterpan merilis album Taman Langit. Album ini meledak. Salah satu faktor yang mendukung larisnya album ini adalah vokal Ariel dan kemampuannya mengolah lirik.

Lirik-liriknya amat dalam dan mampu menyentuh dasar hati para pendengar.

Wajar jika nama Ariel semakin melambung. Posisinya sebagai frontman memungkinkannya menjelma menjadi idola baru.

Puncaknya, saat album Bintang di Surga dirilis di pertengahan 2004. Ariel benar-benar jadi pujaan pencinta musik Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Kini grup musik Peterpan yang dipimpin Ariel ini telah berganti nama menjadi Noah yang mampu melakukan perjalanan konser ke 2 benua 5 negara dalam satu hari, dari Australia, Hongkong, Taiwan, Malaysia, Singapura sampai terakhir di Indonesia, serta menyabet Rekor MURI dan banyak penghargaan sebagai grup band terbaik dan juga penghargaan langganan mereka yaitu Multi Platinum Award untuk album yang bertajuk "Seperti Seharusnya".

Rolling Stone Indonesia memasukkan Ariel ke daftar 50 Penyanyi Indonesia Terbaik dan 100 Pencipta Lagu Indonesia Terbaik versi mereka.

Baca juga: GoPay dan BEI Siap Perluas FinanSiap untuk Cetak Investor Ritel Pemula

 • TK Bungong Seulanga Kota Langsa, Aceh (1985-1987)
 • SD Negeri Merdeka 5 Bandung (1987-1993)
 • SMP Negeri 14 Bandung (1993-1996)
 • SMA Negeri 23 Bandung (1996-1999)
 • Universitas: Universitas Katholik ParahyanganJurusan Arsitektur (2000-2001, tidak selesai)

(wen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved