Materi Belajar Sekolah

Pahlawan Nasional Jenderal TB Simatupang: Profil, Karir Militer, dan Aktif di Lembaga Gereja

Pahlawan Nasional dari Sumut, TB Simatupang merupakan perwira TNI yang memiliki jasa dalam mempertahankan keutuhan NKRI. 

Ist
Pahlawan Nasional TB Simatupang 

Gelar tersebut diberi, karena ia dinilai menjadi murid yang berprestasi, khususnya di bidang teori.

Sejarah Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir

Berlangsung Selama 29 Tahun 1878-1907, Sejarah Perang Batak Bentuk Perlawanan Rakyat Tapanuli

Karir Militer TB Simatupang

Profil <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/tb-simatupang' title='TB Simatupang'>TB Simatupang</a>, Jenderal yang Pensiun di Usia 39, Berani Banting Pintu di Depan Soekarno

Karier Karier militer TB Simatupang dimulai pertama kali saat ia diterima menjadi kadet di KMA, Bandung, tahun 1940.

Setelah lulus dari sana, Simatupang belum sempat ditugaskan di KNIL karena pasukan Jepang sudah lebih dulu merebut kekuasaan di Hindia Belanda.

KNIL dibubarkan dan senjatanya pun dilucuti.

Simatupang bersama dengan temannya sesama perwira direkrut oleh Jepang.

Mereka ditempatkan di Resimen Pertama di Jakarta dengan pangkat calon perwira.

Pasca kemerdekaan Indonesia, Simatupang bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Setelah itu, ia pun turut bergerilya bersama dengan Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman dalam melawan pasukan Belanda.

Selama perang kemerdekaan Indonesia, ia diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (WAKASAP) RI sejak tahun 1948 sampai 1949.

Dalam jabatannya tersebut, Simatupang mewakili TNI dalam delegasi Republik Indonesia dengan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

Misi utama mereka adalah mendesak Belanda untuk menghapus KNIL dan menjadikan TNI sebagai kekuatan utama tentara Indonesia.

Ketika Jenderal Soedirman wafat pada 1950, ia diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang RI (KSAP) dengan pangkat Mayor Jenderal sampai tahun 1953.

Semasa jabatannya, terjadilah peristiwa 17 Oktober 1952, di mana terjadi demonstrasi besar di Jakarta yang menuntut pembubaran parlemen.

Terbesit kabar bahwa Kolonel Bambang Soepeno menemui Presiden Soekarno untuk menyampaikan tekad para panglima divisi agar Kolonel Abdul Haris Nasution dicopot dari jabatannya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved