Dugaan Penyiksaan dan Pemerasan
Jawaban Kapolsek Medan Kota Soal Rumor Uang Dugaan '86' Dipakai Biaya Sekolah Kepolisian
Sudah dua orang tahanan Polsek Medan Kota meninggal dunia karena diduga dianiaya dan sempat diperas oknum penyidik
Uang itu sebagai suap alias '86', agar Zailani bisa dibebaskan.
Karena istri Zailani bernama Feni tidak punya uang, Zailani kemudian tetap diproses hukum dan dilimpahkan ke RTP Polrestabes Medan.
Di RTP Polrestabes Medan ini pula, Zailani kembali diduga mendapat penyiksaan.
Bahkan, Zailani juga diduga sempat diperas oleh sejumlah tahanan.
Pada 26 Desember 2021, Zailani yang sempat mengalami trauma fisik karena mengaku disiksa di Polsek Medan Kota, ditambah lagi mendapat kekerasan fisik di RTP Polrestabes Medan, akhirnya meninggal dunia.
Terkait kasus ini, rumor berkembang di lapangan, maraknya aksi dugaan pemerasan oleh penyidik Polsek Medan Kota disebut-sebut atas perintah Kapolsek Medan Kota, Kompol Rikki Ramadhan.
Isu miring merebak, bahwa dugaan upaya pemerasan ini dilakukan untuk mencari dana guna biaya sekolah kepolisian Kompol Rikki Ramadhan.
Guna mengonfirmasi kebenaran ini, Tribun-Medan.com sempat bertanya langsung pada Kompol Rikki Ramadhan.
Namun Kompol Rikki Ramadhan membantah kabar miring itu.
"Aduh, enggak ada loh mas, coba mas koordinasi ke Kanit (Res) deh ya," kata Rikki kepada Tribun-Medan.com, Kamis (30/12/2021).
Disinggung lebih lanjut soal adanya dugaan penyiksaan terhadap tahanan yang tidak mampu menyetor sejumlah uang, Rikki pun enggan menjelaskan.
"Enggak ada mas. Silakan mas bisa dicek ke Kanit Res biar ditunjukan data saat sudah diantarkan ke RS," tuturnya.
Sebelumnya, Zailani, tahanan narkoba yang tewas mengenaskan sempat mengaku disiksa di Polsek Medan Kota.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kompol-Rikki-Ramdhan-Medan-Kota.jpg)