Kerangkeng Manusia

Keluarga Bupati Langkat Nonaktif Tantang Komnas HAM Beber Identitas Tahanan Tewas di Kerangkeng

Keluarga Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin menantang Komnas HAM bongkar identitas tahanan tewas di kerangkeng manusia

Penulis: Satia | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/SATIA
Jubir keluarga Bupati Kabupaten Langkat Nonaktif Terbit Rencana Peranginangin Mangapul Silalahi (tengah) dan Sangap Surbakti (kemeja putih), saat ditemui di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Jumat (31/1/2022). 

LPSK juga menemukan dokumen pembayaran uang iuran tahanan.

 

 

Dalam dokumen itu, terdapat nama nama tahanan dan jumlah pembayaran sejumlah uang. 

Selain itu, terdapat pula nama nama dokter yang melakukan pengecekan kesehatan kepada para tahanan. 

"Jadi dalam temuan kita ada juga yang membayar iuran. Tidak jelas untuk apa. Tapi dari dokumen yang kita dapat itu ada nama dan jumlah iuran yang dibayarkan," tuturnya. 

LPSK sendiri, kata Edwin, belum dapat mengetahui apa motif dari pembuatan sel pribadi tersebut. 

"Cana adalah orang daerah yang sangat kuat. Dia Ketua OKP, Bupati dan orang yang memiliki kekayaan. Oleh karena itu penting bagi aparat penegak hukum membongkar motif ini semua," kata Edwin.

Fakta Tahanan Disiksa Hingga Tewas dengan Tubuh Lebam

LPSK menemukan adanya fakta tahanan disiksa sampai mati di kerangkeng manusia milik Terbit Rencana Peranginangin alias Cana.

Di kerangkeng manusia milik Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Kabupetan Langkat itu, ada peristiwa memilukan tahun 2019 lalu.

"Dari informasi yang kami dapat dari keluarga, ada keluargnya meninggal setelah satu bulan menjalani rehabilitasi di sel tahanan Bupati Langkat," kata Edwin. 

Edwin menjelaskan, tahana tewas itu kondisinya lebam-lebam.

 

 

"Dari pengakuan pihak keluarga, korban meninggal karena alasan sakit asam lambung. Setelah satu bulan berada di dalam, pihak pengelola rutan menelpon keluarga, bahwa tahanan meninggal karena alasan sakit," kata Edwin. 

Ketika keluarga mendatangi sel untuk menjemput jenazah korban, korban sudah dimandikan dan dikafani untuk dimkamkan. 

Menurut keluarga, hal itu kemungkinan dilakukan untuk menutupi dugaan penyiksaan.

Anak buah Cana sengaja ingin cepat-cepat menguburkan korban guna menghilangkan barang bukti.

"Meski itu baru sebatas pengakuan dari keluarga, perlu pendalaman lebih jauh. Dari pernyataan itu kita bisa mengetahui bagaimana situasi sebenarnya di dalam sel tahanan pribadi tersebut," tutupnya.(wen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved