Kapal Asing Berpesta Tangkapi Ikan di Laut Natuna, 398 Kapal Mayoritas Berbendera China dan Vietnam

Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda mengungkap sebanyak 398 Kapal Ikan Asing (KIA) terpantau melakukan illegal fishing

Editor: Salomo Tarigan
DOK/TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Kapal Asing Penangkapan Ikan 

Dengan kenekatan kapal-kapal asing tersebut menjadi catatan besar bagi Jenderal Andika Perkasa hingga tak mau terlena di beberapa titik perbatasan RI.

Kini sejumlah pejabat terkait telah membuat kesepakatan untuk membantu menghadapi berbagai tipe gangguan yang muncul di masa depan, demikian paparnya.

Selain itu, kementerian mengatakan jika pemerintah akan memperhatikan keadaan warga sekitar Natuna termasuk soal sosial-ekonomi di sana.

Tujuannya adalah untuk mendemonstrasikan jika Indonesia tetap berkomitmen menangani wilayah perbatasan, terutama di pulau-pulau kecil terluar Indonesia.

Dimulai dari sektor sosial-ekonomi yang harus dikembangkan, makan akan bermuara pada perkembangan hukum dan pasukan keamanan yang semakin efektif untuk melindungi negara.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono yang didampingi sang istri, Ketua Umum Jalasenastri Vero Yudo Margono dengan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang juga didampingi istri, Hetty Perkasa di Markas Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12/2021).
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang juga didampingi istri, Hetty Perkasa di Markas Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12/2021). (INSTAGRAM TNI AL)

Mahfud MD menekankan menjaga perbatasan melalui pengawasan dan patroli harus seiring dengan perkembangan ekonomi setempat.

"Jika ada aktivitas ekonomi di Laut Natuna, maka integritas kita akan tetap dipertahankan," ujar Mahfud.

Selain menggangu pertahanan disejumlah negara di Laut China Selatan dengan kekuatan militer, Tiongkok juga berniat melakukan sejumlah aktivitas ilegal mengenai gas dan minyak.

Ditambah lagi sorotan tertuju pada kawasan Natuna Utara yang ternyata terdapat kandungan hasil bumi yang sangat melimpah

Mengutip Energy Voice, kapal penegak hukum China tetap aktif di Blok Tuna di Laut Natuna yang disewakan kepada Harbour Energy.

Blok Tuna berada di dalam zona ekonomi eksklusif Indonesia.

Laporan ini berasal dari analisis terbaru oleh Inisiatif Transparansi Maritim Asia (AMTI).

Kehadiran mereka menggarisbawahi langkah Beijing mendesak dan memaksa jika mereka memiliki hak wilayah di wilayah tersebut dari Laut China Selatan.

Baca juga: Tanpa Kompromi dengan China, Inilah Langkah Berani Indonesia Terkait Laut China Selatan

Dua Kapal Perang Terbaru

Sebagaimana diketahui, belakangan ini kawasan Laut China Selatan semakin memanas, terutama di wilayah yang masuk kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved