Kapal Asing Berpesta Tangkapi Ikan di Laut Natuna, 398 Kapal Mayoritas Berbendera China dan Vietnam

Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda mengungkap sebanyak 398 Kapal Ikan Asing (KIA) terpantau melakukan illegal fishing

Editor: Salomo Tarigan
DOK/TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Kapal Asing Penangkapan Ikan 

Chief Executive Officer (CEO) Babcock International David Lockwood Babcock menyatakan, produk ekspor Babcock desainnya mudah dialihkan yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

"Ini sebagai bagian dari portofolio frigat Arrowhead kami yang kuat. Terlebih lagi, lisensi desain dan program pembangunan selanjutnya akan menjadi katalis yang signifikan bagi kemakmuran di Indonesia," katanya.

"Kami menantikan kesempatan lebih lanjut untuk mendukung PAL saat program ini matang," katanya.

Baca juga: Perang dengan China? AS Mendadak Kerahkan Kapal Induk Serta Jet Tempur F-35C ke Kawasan Indo-Pasifik

Kapal Siluman KRI Golok 688 Siap Libas Musuh di Perairan Natuna

KRI Golok 688
KRI Golok 688

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bakal memiliki kapal perang siluman baru dengan nama KRI Golok 688.

KRI Golok merupakan kapal asli buatan Indonesia yang dibuat oleh PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur.

Kapal itu diklaim sebagai kapal siluman tercanggih di dunia dengan kelengkapan persenjataan rudal modern.

Dikutip dari Kompas TV, kapal itu terbuat dari material karbon.

KRI Golok 688 cocok untuk operasi senyap di perairan Indonesia.

Kapal ini memiliki kelebihan anti sensor, juga kecepatan tinggi dan tidak terdeteksi oleh radar musuh.

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono meluncurkan pembelian KRI Golok di Pantai Cacalan, Selat Bali, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu (21/08/2021) lalu.

Ini merupakan kapal perang jenis kapal cepat rudal (KCR) trimaran.

Menurut KASAL, kapal cepat rudal (KCR) trimaran itu merupakan manifestasi penting dari pemenuhan alutsista TNI AL.

"Makna filosofis dari pemberian nama kapal ini adalah hendaknya KRI Golok-688 dapat digunakan untuk melaksanakan setiap tugas operasi yang diberikan, baik operasi militer untuk perang (OMP), maupun operasi militer selain perang (OMSP)," kata Yudo, dikutip dari siaran Dinas Penerangan TNI AL via Kompas.com.

Adapun KRI Golok 688 merupakan kapal pertama yang terbuat dari bahan komposit serat karbon.

Kapal ini memiliki kekuatan spesifik yang tinggi, lebih ringan, serta mempunyai kekuatan dan ketahanan korosi yang sangat baik.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KRI Golok-688, Kapal Cepat Rudal Terbaru Milik TNI AL', KRI Golok-688 memiliki spesifikasi panjang seluruhnya 62,53 meter, lebar 16 meter, tinggi kapal dari draft 18,7 meter dengan bobot 53,1 ton.

Kapal yang diproduksi PT Lundin Industry Invest itu memiliki kecepatan maksimum 28 knots, kecepatan jelajah 16 knots.

Kapal perang ini juga dipersenjatai meriam 30 mm dan senapan 12,7 mm serta mampu mengangkut 25 ABK.

Dengan kecepatan yang tinggi dan daya hancurnya yang besar, kapal ini diharapkan akan mampu melaksanakan taktik kapal cepat rudal yaitu hit and run.

Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, kapal Golok 688 akan masuk ke jajaran TNI AL.

“Ini baru tahapan penamaan dan peluncuran dari galangan kapal ke laut. Kapal ini nantinya akan masuk ke jajaran TNI AL,” jelas Laksamana TNI Yudo Margono usai meluncurkan kapal tersebut.

Teknologi yang terdapat pada KRI Golok adalah bahan komposit serat karbon yang membuatnya sulit dideteksi oleh radar musuh atau siluman.

Selain itu, KRI Golok merupakan kapal trimaran yang berdesain khusus berbentuk lancip yang dirancang untuk melaju cepat.

“KRI Golok merupakan jenis kapal cepat rudal memiliki kecepatan yang tinggi dan nanti akan dilengkapi persenjataan dan rudal. Sebagai kapal cepat rudal, geraknya harus berkecepatan tinggi, yang tugasnya hit and run,” kata KSAL.

“Kapal ini baru 93 persen. Setelah ini, kita lakukan hard and shut, nanti setelah dinyatakan sempurna 100 persen baru deliver. Bulan Oktober ini finish, nanti diserahkan ke AL,” imbuhnya.

Dengan spesifikasinya yang canggih, KRI Golok akan ditempatkan di wilayah yang rawan strategis untuk menjaga wilayah Indonesia.

“Rencananya bisa di wilayah perbatasan Natuna dan Ambalat,” ujar Yudo Margono.

(*/Tribunmedan/ Sosok.Id/tribunnews.com, Danang Triatmojo)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved