Dugaan Korupsi Dana BOS
Guru SMA Negeri 6 Kota Binjai Digilir Terus oleh Kejari Binjai Soal Dugaan Korupsi Dana BOS
Kejari Binjai terus menggilir sejumlah guru di SMA Negeri 6 Kota Binjai terkait dugaan korupsi dana BOS
Penulis: Satia | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,BINJAI- Kejaksaan Negeri Binjai kembali memeriksa enam orang sebagai saksi dalam dugaan kasus korupsi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6, tahun anggaran 2018 - 2021.
Kasi Intel Kejari Binjai, Muhammad Harris mengatakan, penyidik Pidana Khusus (Pidsus) kembali memanggil para saksi untuk melengkapi sejumlah berkas.
"Tim jaksa penyidik melalukan pemeriksaan enam orang saksi yang terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Dana BOS SMA Negeri 6 kota Binjai," kata dia, melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (16/3/2022).
Berdasarkan data penyidik, kata dia total angggaran dana BOS tersebut mencapai Rp 4.206.190 miliar.
Mereka yang diperiksa, sambungnya berstatus sebagai tenaga pengajar atau guru.
Baca juga: Tiga Pejabat di SMA Negeri 6 Kota Binjai Kembali Diperiksa Jaksa Soal Korupsi Dana Bos
"Mereka yang diperiksa kali ini adalah guru," jelasnya.
Sebanyak 30 pertanyaan, kata Harris telah dilontarkan penyidik kepada masing-masing saksi yang dihadirkan tersebut.
"Dilakukan dua seksi pemeriksaan terhadap enam orang itu," ucap dia.
Adapun para saksi yang diperiksa kali ini, yakni H, M, ES, lalu YR, kemudian W dan NR.
Dalam kasus ini, Kejari menemukan adanya dugaan korupsi terhadap pengelolaan dana BOS.
Baca juga: Besok, Guru SMA Negeri 6 Kota Binjai Diperiksa Bergantian oleh Kejari Binjai
Di mana Kepala Sekolah IP memerintahkan pegawainya IQ untuk membeli bahan keperluan sekolah, berupa Alat Perangkat Komputer (ATK) dan bahan bangunan rehab sekolah.
Selain kepala sekolah, Harris mengatakan penyidik Kejari Binjai telah memanggil belasan orang lainnya, termasuk Bendahara dan Pengelola BOS.
Harris mengatakan, dalam dugaan korupsi ini Kepala Sekolah IP telah melanggar aturan Kemendikbud, di mana membeli barang secara tunai, tidak online.
"Kepala sekolah menyebutkan bahwa sampai tahun 2019 mekanisme pembelanjaan barang khususnya terhadap buku pelajaran siswa dilakukan secara manual," jelasnya.
Sejauh ini, sudah 18 saksi yang diminta keterangannya oleh Penyidik Kejari Binjai, dalam dugaan kasus tersebut.
Baca juga: Ada Indikasi Korupsi di SMA Negeri 6 Kota Binjai, 17 Pegawai Diperiksa Marathon Kejari Binjai