TRIBUNWIKI

DERETAN Komposer Berdarah Batak Berprestasi, Ada yang Mendapatkan Gelar Komponis Nasional Indonesia

Selain itu putra Batak juga banyak menciptakan lagu daerah khususnya Lagu Batak yang mengharumkan Tanah Batak.

Penulis: Tria Rizki | Editor: Ayu Prasandi
HO
Kolase Komposer Berprestasi Asal Batak 

Adapun ciptaannya untuk lagu anak-anak seperti Aku Suka Sekolah dan lagu organisasi seperti Himne Partai Kebangkitan Bangsa, Himne Rumah Sakit PGI Cikini, dan Yubelium 50 Tahun BPK Penabur.

Selain itu, Pak Siman juga menciptkan berbagai lagu rohani seperti Firman-Mu itu Pelita, Saudaraku Berpulang Dulu, Tuhan Engkau Mengenalku, dan  Ya Allah Kasihani Aku.

Dan sebagai anak Batak, Pak Siman juga menciptakan lagu berbahasa Batak yaitu Sipahutar Nauli Jala Tungil.

Berkat kontribusinya untuk negara dalam bidang pendidikan, dia juga mendapat penghargaan berupa Doctor Honoris Causa dari St John University atas pengabdian di bidang Pendidikan selama lebih dari 60 tahun pada tanggal 10 Februari 2001.

Baca juga: DAFTAR Lengkap Marga Batak Karo dan 7 Tradisi Khas Pernikahannya

2. Amir Pasaribu 

Amir Hamzah Pasaribu yang sering disapa Amir Pasaribu lahir di Siborong, borong, Laguboti, Balige (21 Mei 1915), adalah seorang musisi Indonesia yang berasal dari Batak Toba.

Awal Amir menyukai musik dari Bapaknya yang senang bermain musik dengan memainkan sebuah orgel pompa angin.

Amir alumni dari sekolah Hollandsch-Inlandsche School (HIS) tahun 1921 di desa Narumonda, kemudian dia melanjutkan pendidikan di Sekolah Raja Balige, dan Europrrsche Lagere School (ELS).

Selanjutnya dia meneruskan pendidikannya ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Sibolga, di sekolah ini Amir mendapatkan pelajaran music biola dan piano.

Setelah lulus, dia melanjutkan sekolahnya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Tarutung, dan diselesaikan di Padang tahun 1931.

Di tahun yang sama dia masuk sekolah guru Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) di Bandung.

Awal karirnya Amir pernah bekerja di bagian music Radio Republik Indonesia (RRI), selanjutnya di tahun 1954 dia pernah menjabat sebagai Direktur Sekolah Musik Indonesia (SMINDO) Yogyakarta.

Dalam tiga tahun, dia diangkat menjadi kepala B1- Kursus jurusan Seni Suara, Lembaga Pendidikan Guru Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian ditingkatkan menjadi IKIP-UI (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia yang sekarang berganti nama menjadi Universitas Negeri Jakarta).

Selain itu, dia pernah bekerja menjadi guru piano dan cello pada Pusat Kebudayaan Suriname (Cultureel Centrum Suriname), dan selang dua tahun kemudian dia menjadi guru privat piano di Paramaribo dan sampingan sebagai pemain cello Orkes Simfoni Paramaribo, Suriname.

Berkat kerja kerasnya, Amir mendapat anugerah penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma oleh Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2002.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved