TRIBUNWIKI

DERETAN Komposer Berdarah Batak Berprestasi, Ada yang Mendapatkan Gelar Komponis Nasional Indonesia

Selain itu putra Batak juga banyak menciptakan lagu daerah khususnya Lagu Batak yang mengharumkan Tanah Batak.

Penulis: Tria Rizki | Editor: Ayu Prasandi
HO
Kolase Komposer Berprestasi Asal Batak 

Selain itu, dia juga menciptkan lagu Taneh Karo Simalem, Terang Bulan, Sanggar-sanggar, Nangkih Deleng Sibayak, dan Mejuah-juah.

Berkat jasanya menciptakan berbagai lagu daerah yang berbasis lagu Karo dalam meningkatkan moralitas masyarakat Karo untuk berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan pada masa lalu, dia dianugerahkan gelar sebagai Komponis Nasional Indonesia.

Tak hanya itu, dibangun sebuah monument Djaga Depari di persimpangan antara Jl. Patimura, Jl. Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda, dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.

5. Liberty Manik

Liberty Manik lahir di Sidikalang tanggal 21 November 1924, adalah seorang komponis yang berasal dari Batak Pakpak. 

Liberty alumni dari Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) di Muntilan, Magelang dan melanjutkan studi doktor music di Universitas Berlin, Jerman dengan mendapatkan predikat cum laude.

Dia pernah bekerja sebagai pengajar musik di Institut Seni Indonesia (Yogyakarta) dan sebagai penyiar radio RRI Yogyakarta.

Selain itu dia juga sebagai penulis buku, jurnalis majalah hingga menjadi composer dengan menciptakan berbagai lagu untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dia juga dikenal sebagai seorang filolog atau seorang ahli Bahasa kuno yang memiliki kemampuan dalam aksara batak kuno.

Hingga pemerintah Jerman tertarik dan memanfaatkan kemampuannya melalui jasanya untuk kebutuhan arsip negara Jerman tersebut.

Dia telah menciptakan lagu nasional Satu Nusa Satu Bangsa, desaku, dan menerjemahkan dan mementaskan oratorium Mattheus passion dan Weichnachtsoratorim karangan J.S. Bach di Yogyakarta tahun 1980-an.

Berkat jasanya, Liberty juga diberikan penghargaan dengan didirikan patung Liberty Manik di Lokasi Taman Wisata Iman sebagai mengenang jasanya di Sidikalang.

Serta mendapatkan anugerah Bintang Budaya Paramadharma di tahun 2007 dan dia meninggal dunia di tahun 1993.

6. Nahum Situmorang

Nahum Situmorang lahir di Sipirok (14 Februari 1908), adalah seorang Penulis dan komposer yang berasal dari Batak Toba.

Nahum adalah anak kelima dari delapan bersaudara, yang mengawali karir adalah seorang penyanyi sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. 

Nahum alumni dari Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) di Lembang, Bandungtahun 1928, setelah lulus dia bekerjas di Sekolah partikelir Bataksche Studiefonds di Sibolga tahun 1929 hingga 1932.

Kemudian dia pindah ke Tarutung untuk bergabung dengan abangnya Guru Sophar Situmorang dan mendirikan HIS-Partikelir Instituut Voor Westers Lager Onderwijs yang berlangsung hingga kedatangan Jepang di tahun 1942.

Ditahun yang sama, dia membuka restoran dan menjadi pemusik Jepang Sendenhan Hondohan, 
Selama empat tahun, Nahum menjadi pedagang permata dan emas, selanjutnya dia pindah ke Kota Medan dan bekerja menjadi broker mobil namun tak meninggalkan musiknya.

Namun di tahun 1950 hingga 1960, dia memfokuskan diri untuk produktif dalam menciptakan lagu dan berkunjung ke Jakarta.

Dia telah menciptakan lagu diantaranya Sumatra Keroncong Concours di Medantahun 1936, dan terdaftar dia telah menciptakan sebanyak kurang lebih 120 lagu diantaranya Alusi Au, Anakhonhi Do Hasangapon Di Ahu, Ansideng Ansidoding, Beha Pandundung Bulung, Da Na Tiniptip Sanggar, Dengke Julung-Julung dan Dijou Ahu Mulak Tu Rura Silindung.

Selain itu dia juga menciptakan lagu Ee Dang Maila Ho, Ketabo-Ketabo, Lissoi, Marhappy-happy Tung So Boi, Malala Rohangki, Marombus Ombus, Nahinali Bangkudu, dan Nasonang Do Hita Nadua.

Tak hanya itu saja, masih ada lagu Nunga Lao Nunga Lao, O Tao Toba, Pulo Samosir, Sai Gabe ma Ho, Sai Tudia Ho Marhuta, Sega Na Ma Ho, Sitogol, Situmorang, Tumba Goreng, dan Utte Malau.

Berkat kerjakerasnya, Nahum berhasil mendapatkan penghargaan Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1969.

7. Nortier Simanungkalit

Nortier Simanungkalit  lahir tanggal 17 Desember 1929 adalah seorang komponis Indonesia yang berasal dari Batak Toba.

Dia dijuluki Bapak Paduan Suara dan dikenal dengan karya lagu-lagu mars dan himne.

Diantaranya beberapa karyanya mars dan himne SEA GAMES tahun 1979, lagu Senam Kebugaran Jasmani tahun 1984, dan Mars Pemilu tahun 2004.

Dia adalah satu diantara musisi dunia yang diangat IMC menjadi anggota Dewan Pemilih (Selection Committee) Festival Paduan Suara Mahasiswa International di New York tahun 1972.

Baca juga: SOSOK Christine Panjaitan, Artis Era 80an yang Berdarah Batak, Terlihat Awet Muda di Usia 62 Tahun

8. Viky Sianipar

Viky Sianipar tengah berada di Museum T B Silalahi Center
Viky Sianipar tengah berada di Museum T B Silalahi Center (TRIBUN MEDAN/MAURITS)

Viky Sianipar lahir di Jakarta (26 Juli 1976), adalah seorang musisi, producer, dan komponis yang berasal dari Batak Toba.

Viky dikenal dengan karya aransemennya yang luar biasa dan sangat mencintai music daerah terkhususnya lagu dari tanah kelahirannya yaitu Batak.

Dia menguasai musik modern ataupun  tradisional dengan baik, karena kelihaiannya berhasil menjadi satu diantara musisi yang Go International.

Kepiawaian Viky dalam menggabungkan musik modern ke dalam alunan musik Batak Toba, hal itu yang membuat musiknya dapat dinikmati semua kalangan.

Tak hanya itu, dia melebarkan sayap di bidang bisnis dengan mendirikan kafe yang Bernama Toba Dream dengan menggunakan konsep Batak dan menyajikan musik masterpiece.

Selain sebagai seorang komposer, dia merupakan satu diantara anak muda yang memperkenalkan keindahan Danau Toba melalui lagunya.

Dia menciptakan lagu Toba Dream, Toba Dream II- Didia Ho, datanglah KerajaanMu, Nommensen, dan Indonesian Beauty.

Selain itu, dia juga menciptkan lagu Hatahon Ma, Toba Dream III, Satu, Tobatak, Toba Dream 4, dan Toba Dream 5.

Viky juga melebarkan sayapnya di bidang Film hingga mendapatkan penghargaan pada Festival Film Indonesia tahun 2015 dan Piala Maya tahun 2015.

(cr16/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved