Kenali Penyebab Anak Keras Kepala

Tak Perlu Marah Sampai Membentak, Begini Cara Tepat Mendidik dan Menghadapi Anak yang Keras Kepala

Padahal, cara paling ampuh untuk menghadapi anak yang keras kepala bukanlah dengan marah-marah atau membentak anak.

Editor: AbdiTumanggor
VIA NAKITA.ID
Ilustrasi anak keras kepala dimarahi ibunya. 

TRIBUN-MEDAN.COM  - Kenali penyebab anak keras kepala dan suka melawan.

Sikap keras kepala adalah bentuk penolakan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan kemauan.

Tak terkecuali di masa perkembangan anak di atas usia 6 tahun.

Cara mendidik anak yang keras kepala atau suka melawan tentu tidak mudah untuk setiap orang tua.

Ketika misalnya anak malas mandi, anak susah makan, anak susah tidur, main gadget sampai lupa waktu, malas belajar, dan lain sebagainya, mungkin membuat orang tua meluapkan emosinya dengan marah-marah.
 
Padahal, cara paling ampuh untuk menghadapi anak yang keras kepala bukanlah dengan marah-marah atau membentak anak. Tetapi justru dengan memberikan perhatian secara penuh.

Dikutip dari Hellosehat, banyak perkembangan yang anak lalui mulai sejak usia 6 tahun, termasuk perkembangan kognitif, perkembangan sosial anak, perkembangan fisik anak, hingga perkembangan emosi anak. Salah satu bagian dari perkembangan emosi yang perlu Anda terapkan pada anak yakni mengajarkan bila ia keras kepala.

Anak yang keras kepala, entah itu anak perempuan atau laki-laki, cenderung menjadi sangat sensitif dan tidak dapat dibujuk oleh orang-orang di sekitarnya. Ini karena mereka ingin permintaannya segera terpenuhi.

Di sisi lain, sifat keras kepala dan sulit diatur sebenarnya merupakan cara si kecil untuk belajar soal kebebasan dan batasan-batasan perilaku yang bisa diterima dan tidak.

Ketika si kecil melakukan sesuatu, misalnya ia tidak mau mandi atau tidak mau tidur, ia akan melihat seperti apa reaksi Anda.

Saat anak berubah menjadi keras kepala dan suka melawan bisa jadi perilaku tersebut diakibatkan karena mereka melihat contoh yang sama.

Oleh karena itu, sebaiknya hati-hati jika bersikap di depan si kecil karena anak-anak sangat mudah meniru orang di sekitarnya.

Selain itu, anak yang keras kepala cenderung mencari perhatian dari orang lain. Kondisi ini sama halnya dengan anak tantrum tapi pada anak yang keras kepala lebih sering membuat ulah demi mendapatkan perhatian.

Meski merupakan bagian alami dari tumbuh kembang anak, sifat keras kepala tidak boleh terus dibiarkan hingga ia dewasa nanti. Itu sebabnya, usahakan sebagai orangtua Anda menerapkan cara mendidik anak yang keras kepala.

Menghadapi anak yang keras kepala memang membutuhkan kesabaran yang lebih dari biasanya, tapi tidak perlu dengan cara tarik urat apalagi menjewer dan mencubit.

Salah satu cara untuk menghadapi anak yang keras kepala adalah menanggapi luapan emosinya. Ini bukan berarti Anda menyerah dengan setiap permintaan si kecil. Anda bisa bersikap tegas sekaligus menunjukkan kasih sayang terhadapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved