Komitmen Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dalam Mendukung Pembangunan Jamban Sehat

Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas terus berkomitmen untuk membantu pembangunan jamban demi pemenuhan kebutuhan sanitasi dan peningkatan kesehatan masyar

Editor: Liska Rahayu
HO
(Ki-Ka) Pegiat sosial dan pendamping masyarakat Edy Triyanto, Aparat TNI, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan dan Kesehatan YDKK Fitricia Juanita, Ketua KSM Semali Asri Fahrudin, Manajer Eksekutif Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Anung Wendyartaka, Kepala Desa Pucungrejo M Makhruf, Ketua BPD Pucungrejo Murtono, Staf Kecamatan Muntilan Kaderi, Aparat kepolisian dalam acara serah terima laporan pelaksanaan pembangunan 40 jamban keluarga di Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jateng, Rabu (11/5/2022). 

Desa Pucungrejo juga masih memiliki pekerjaan rumah, yaitu menggerakkan sekitar 200 keluarga lainnya untuk membangun jamban sehat dan tidak BAB sembarangan. Namun, tugas itu tak mudah dilakukan karena rata-rata dari mereka enggan untuk membongkar rumah.

Alasan demi sanitasi dan penyediaan air bersih pun biasanya juga tidak cukup manjur untuk mendorong mereka membangun jamban sehat.

”Alasan demi penyediaan air bersih mendadak mentah karena banyak warga di Desa Pucungrejo sudah menjadi pelanggan PDAM,” ujarnya. Meski demikian, Fahrudin tetap berusaha membujuk dan tidak henti memberikan sosialiasi tentang manfaat penting jamban sehat kepada warga.

Diadaptasi dari artikel Kompas.id "Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Terus Dorong Pembangunan Jamban Sehat".

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi narahubung:

Anung Wendyartaka 

Manajer Eksekutif Yayasan DKK

0816-4818-528

Sekilas mengenai Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)

Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantrofi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia). DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.

Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin.

Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966. 

Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan. 

Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.

Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca  untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan. Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10.000 warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.

Awalnya, penggalangan dana DKK melalui Dompet Kemanusiaan Kompas yang berada di bawah naungan Harian Kompas. Para relawannya meliputi wartawan dan karyawan Harian Kompas dari berbagai divisi. Pada perkembangan selanjutnya, penggalangan dana juga dilakukan oleh unit usaha lain di bawah Kompas Gramedia seperti KompasTV, Gramedia, dan Universitas Multimedia Nusantara.

Para relawannya kini tidak hanya sebatas karyawan Harian Kompas tetapi juga karyawan-karyawan dari berbagai unit usaha Kompas Gramedia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah (FKD). (*)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved