Jokowi dan Megawati

Akhirnya Presiden Jokowi Ungkap Hubungannya Terkini dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

Presiden Joko Widodo akhirnya menanggapi kabar yang menyebutkan hubungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri renggang.

Editor: AbdiTumanggor
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Presiden Jokowi dan istrinya, Iriana Jokowi beserta Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Masjid At-Taufiq, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022). 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa tidak ada masalah apapun dalam hubungan antara Megawati dengan Presiden Jokowi.

Menurutnya, pertemuan Jokowi dengan Megawati sebelum pelantikan BPIP pada Selasa menegaskan hal itu.

"Saya dan Mas Pramono Anung menyaksikan sebelum dan sesudah pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus BPIP yang berbicara akrab penuh kegembiraan," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa.

"Bahkan setelah acara pelantikan, Pak Jokowi dan Bu Mega berbicara empat mata, dan pada saat menuju mobil Pak Jokowi menggandeng tangan Bu Mega," lanjut dia.

Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri di Istana Negara pada Selasa (7/6/2022).(dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Selasa (7/6/2022).(dok. Sekretariat Presiden)

Menurut Hasto, berbagai isu tentang hubungan Jokowi dan Mega memang sering dikeluarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Padahal, lanjut dia, Jokowi dan Megawati bahkan secara periodik bertemu membahas persoalan bangsa dan negara.

Namun, diakuinya banyak pihak yang tidak mengetahui.

"Semua dilakukan tertutup dalam suasana khusus agar mengalir gagasan jernih, mendalam, karena terkait masa depan bangsa dan negara," jelas Hasto.

Lebih lanjut, Hasto menjelaskan bahwa hubungan Megawati dan Jokowi itu mendalam.

Keduanya juga disebut memiliki kesesuaian pandang tentang arah masa depan bangsa.

Hal tersebut, kata Hasto, tentunya terjadi karena hubungan batin yang kuat di antara keduanya.

“Bagi yang biasa menabuh genderang politik, biasanya yang ada hanya akal politik, karena itulah tidak mampu melihat kedekatan dalam suasana batin," imbuh dia.

(*/tribun-medan.com/kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved