Tidur di Bangsal Sekolah Partai PDI-P, Bobby Nasution Ungkap Dapat Kesenangan Baru: Seni Mendengkur
Ratusan kepala daerah dari PDI-P yang mengikuti Rakor di Gedung Sekolah Partai di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, memiliki kesan mendalam.
TRIBUN-MEDAN.com - Ratusan kepala daerah PDI Perjuangan (PDI-P) yang mengikuti rapat koordinasi (Rakor) di Gedung Sekolah Partai di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, memiliki kesan mendalam.
Rakor semakin memantapkan komitmen kerja untuk rakyat dalam pemerintahan di tempat masing-masing.
Hal itu terungkap ketika sejumlah kepala daerah yang jadi peserta kegiatan, berbicara mengenai kesan mengikuti rakor tersebut saat prosesi penutupan rakor yang dipimpin Sekjen Hasto Kristiyanto.
Baca juga: Ikuti Rakor di Sekolah Partai di Lenteng Agung, Gibran Tidur di Bangsal, Sempatkan Beli Kaos PDI-P
Hasto bercerita bahwa selama dua hari proses rakor, para kepala daerah wajib tidur di bangsal yang disediakan di Sekolah Partai.
Sambil bercanda, Hasto mengatakan bahwa suhu ruangan sengaja disetting agak dingin.
Sehingga gelisah, dan akhirnya muncul keinginan berdialog dan bertukar pikiran antara satu dengan yang lain.
Para kepala daerah lalu diminta menyampaikan kesan dan pesannya.
Satu di antara kepala daerah itu adalah Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Bobby mengaku dirinya merasakan, bagaimana di rakor itu para kepala daerah belajar bersama, entah usianya muda atau tua.
Dan baginya, proses di rakor mengobarkan semangat bekerja untuk rakyat.
Bahasanya Bobby, untuk selalu menjadi “muda”.
Baca juga: Bila Tak Diusung PDI-P Sebagai Capres, Jawaban Tegas Ganjar Pranowo: Tegak Lurus Pada Ibu Ketum
“Di sini mengajarkan kepada seluruh kepala daerah, walau banyak senior, bukan hanya diajarkan ilmu, tetapi harus tidur bersama, dipaksa “muda” lagi.
Baik pikiran dan fisiknya. Pikiran mudanya dibangun kembali di sini,” ujar Bobby yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo.
Melalui akun Instagram-nya @bobbynst, Bobby pun mengunggah dirinya saat berada di bangsal Sekolah Partai milik PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta.
Dalam keterangannya, ia menuliskan pengalamannya selama menjalani rakor dan tidur di bangsal tersebut.
