Ibu Melahirkan Meninggal Operasi Caesar

dr Jekson Lubis SpOG Masih Bungkam Soal Kematian Happy Damanik, Minta Bertemu di RSUD Amri Tambunan

dr Jekson Lubis SpOG, dokter senior RSUD Amri Tambunan bungkam ditanya soal kematian Happy Damanik

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR
Seorang warga berdiri di depan tempat prakik dr Jekson Lubis SpOG yang berada di Jalan Diponegoro Lubukpakam Kabupaten Deliserdang, Jumat (8/7/2022). 

TRIBUN-MEDAN.COM,DELISERDANG- dr Jekson Lubis SpOG, dokter senior RSUD Amri Tambunan yang kini jadi sorotan lantaran kasus meninggalnya ibu hamil usai melahirkan memilih bungkam.

Saat ditemui Tribun-medan.com di tempat praktiknya yang ada di Jalan Diponegoro Lubukpakam, dr Jekson Lubis SpoG enggan bertemu.

Ia meminta pegawainya untuk menyampaikan pesan pada Tribun-medan.com, agar menemuinya di RSUD Amri Tambunan

"Kata dokter hari Senin saja pak nanti ketemu di rumah sakit. Memang masih ada tiga pasien lagi, tapi kata dokter begitu hari Senin saja ketemunya," kata pegawai di tempat praktik tersebut, Jumat (8/7/2022).

Pegawai juga mengatakan, bahwa dr Jekson Lubis SpOG sempat tutup beberapa hari lantaran tengah mengikuti seminar.

Sementara itu, sejak kematian Happy Yansdika Damanik mencuat, dr Jekson Lubis SpOG terus menjadi sorotan, lantaran dia yang menyarankan korban untuk operasi caesar, meski kondisi bayi korban kala itu dalam keadaan sehat.

Keluarga sempat menduga, bahwa kematian Happy Yansdika Damanik ada kaitannya dengan dugaan malapraktik.

Sayangnya, pihak RSUD Amri Tambunan memilih bungkam.

Para petinggi RSUD Amri Tambunan, mulai dari Direktur, Wakil Direktur, hingga Humas tak mau menjelaskan, apa alasan pihak rumah sakit menyarankan korban kala itu untuk operasi caesar.

Padahal, sebelum menjalani operasi caesar, Happy Yansdika Damanik dalam keadaan sehat.'

Bahkan, korban sempat tersenyum dan tertawa lepas menunggu kelahiran bayinya.

Karena kasus ini pula, tak sedikit warga dan masyarakat yang curiga dengan dr Jekson Lubis SpOG.

Tapi tak sedikit pula netizen yang mendukung Jekson.

Netizen bilang, bahwa dr Jekson Lubis SpoG ini adalah sosok yang ramah.

Dia dikenal sering menangani pasien hamil, dan menangani proses persalinan.

Direktur RSUD Amri Tambunan merajuk

Direktur RSUD Amri Tambunan, dr Hanif Fahri SpKJ merajuk ketika dikonfirmasi mengenai adanya pasien bernama Happy Yansdika Damanik meninggal dunia setelah operasi caesar atas saran dokter.

Ketika ditanya, Hanif malah mengancam tidak akan membalas konfirmasi yang dilayangkan Tribun-medan.com.

Hanif malah menuding yang macam-macam ketika ditanya mengenai keterangan keluarga yang menduga ada indikasi malapraktik terhadap Happy Yansdika Damanik , istri dari Aprianto Manurung.

"No Coment saya (soal dugaan malapraktik). Untuk menjaga perasaan keluarga yang sedang berduka, mohon Anda pun profesional. Saya tidak akan membalas WA Anda lagi bila cara berpikir seperti ini (telah terjadi dugaan malpraktik)," kata Hanif, Rabu (6/7/2022).

Tribun-medan.com lantas menjelaskan, bahwa dugaan malapraktik terhadap Happy Yansdika Damanik justru dilontarkan oleh Pniel Damanik, kakak kandung korban.

Ditanya mengenai hal ini, Hanif malah komplain.

"Jangan melampaui batas ah," katanya.

Terkait masalah ini, Hanif sebelumnya mengatakan manajemen RSUD Amri Tambunan sudah bertemu dengan pihak keluarga korban.

Dia mengatakan, bahwa pihaknya sudah bertindak profesional dalam menangani Happy Yansdika Damanik

"Kami sudah ketemu dengan pihak keluarga. Kami profesional saja. Biarlah pihak keluarga dan kita bertemu dengan itikad baik dan membangun hal-hal yang positif," katanya.

Catatan buruk RSUD Amri Tambunan

RSUD Amri Tambunan, fasilitas kesehatan milik Pemkab Deliserdang berulangkali menjadi sorotan.

Sebelum kasus Happy Yansdika Damanik viral, RSUD Amri Tambunan juga sempat dikritisi karena beragam kebijakannya yang dinilai menyengsarakan rakyat.

Satu diantara kebijakan yang sampai saat ini belum diterima sejumlah warga adalah soal adanya uang jaminan Rp 1 juta, bagi warga miskin yang ingin berobat.

Tiap warga miskin yang ingin mendapat pelayanan rumah sakit, harus menyediakan uang jaminan Rp 1 juta.

Baca juga: Warga Miskin Dimintai Uang Rp 1 Juta Berobat ke RSUD Amri Tambunan, DPRD: Jangan Bebani Masyarakat

Aturan ini pun sempat dikomplain beberapa kepala desa di Kabupaten Deliserdang, yang membawa warganya ke RSUD Amri Tambunan.

Para kepala desa menilai, bahwa warga miskin datang ke rumah sakit pemerintah dengan harapan bisa mendapat keringanan.

Namun, uang jaminan Rp 1 juta yang diminta pihak RSUD Amri Tambunan, justru menyusahkan masyarakat.

Kemudian, kasus lain yang sempat bikin heboh di RSUD Amri Tambunan adalah ketika seorang balita tidak ditangani dengan cepat oleh petugas medis.

Balita anak pasangan M Fahrur Rozi dan Intan Sari itu akhirnya meninggal dunia, lantaran lamban ditangani pihak RSUD Amri Tambunan.

 

 

Karena masalah ini pula, kakek sang balita bernama Surya Darma mengaku kecewa berat dengan pelayanan RSUD Amri Tambunan.

Surya Darma yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Bidang Kerohanian DPD Partai Golkar Deliserdang ini menyebut bahwa petugas di RSUD Amri Tambunan itu tidak punya akhlak, karena mengabaikan pasien yang butuh pertolongan.

Lalu, kasus lain yang sempat disoroti masyarakat adalah terkait pungutan biaya untuk fasilitas pelayanan Covid-19.

Sejumlah pihak menilai, program layanan ini cuma ajang cari untuk pihak RSUD Amri Tambunan.

Meski masalah terus muncul di RSUD Amri Tambunan, sayangnya Bupati Deliserdang, Amri Tambunan belum ada mengambil sikap tegas terhadap manajemen rumah sakit pelat merah itu.

Para petinggi rumah sakit masih menjabat, meski masalah terus-terusan muncul dan meresahkan masyarakat.(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved