TRIBUNWIKI

TOKOH Berdarah Batak yang Sukses Berkarir di Militer, Ada yang Pernah Jadi Menteri & Masih Bertugas

Deretan tokoh berdarah batak yang menjabat sebagai Jenderal, ada yang masih bertugas untuk membela negara.

Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
HO
Deretan tokoh berdarah batak yang menjabat sebagai Jenderal, ada yang masih bertugas untuk membela negara 

TRIBUN-MEDAN.com- Putra-putri berdarah Batak banyak yang menorehkan prestasi yang membanggakan tanah kelahirannya.

Seperti beberapa putra berdarah Batak yang sukses berkarir di militer.

Berikut ini deretan tokoh berdarah batak yang menjabat sebagai Jenderal, ada yang masih bertugas untuk membela negara.

Baca juga: SOSOK Hendrik Sitompul, Anak Medan yang Sukses Berbisnis Minyak hingga Jadi Anggota DPR RI

Berikut Tribun Medan suguhkan ulasan tokoh jenderal TNI berdarah Batak yang masih aktif hingga saat ini, di antaranya :

1. Maraden Saur Halomoan Panggabean

SOSOK Maraden Panggabean, Jenderal TNI Asal Tanah Batak yang Pernah Jadi Menteri Pertahanan
SOSOK Maraden Panggabean, Jenderal TNI Asal Tanah Batak yang Pernah Jadi Menteri Pertahanan (HO / Tribun Medan)

Maraden Saur Halomoan Panggabean (kelahiran di Tarutung, Sumatera Utara, 29 Juni 1922 – meninggal di Jakarta, 28 Mei 2000 pada umur 78 tahun).

Ia merupakan salah seorang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan II serta Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan III.

Kemudian pada tahun 1983-1988, Maraden menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Maraden lahir pada tanggal 29 Juni 1922, di Hutatoruan sebuah kampung yang terletak di lembah Silindung yang tidak berdekatan tujuh kilometer dari Tarutung ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara.

Ayahnya bernama Marhusa, gelar Patuan Natoras dengan marganya yaitu Panggabean dan ibunya bernama Katharina br Panjaitan. Maraden yaitu anak kedua dari sepuluh bersaudara.

Pada usia tujuh tahun dia masuk sekolah dasar di Pansurnapitu yang disebut dengan sekolah Zending.

Pada tahun 1930 ketika dia duduk di kelas dua Sekolah Zending, ayahnya terpilih menjadi Kepala Negeri Pansurnapitu dan kemudian keluarganya pindah dari Hutatoruan ke Banjarnahor.

Pada tahun 1934, Maraden harus berpindah sekolah karena ayahnya selesai menjadi kepala negeri. Kemudian oleh ayahnya dia diisi ke Schakelschool yang berada di Simarangkir.

Sempat menyelesaikan Sekolah Pegawai Tinggi dan berketetapan menjadi seorang guru, Panggabean akhirnya lebih memilih memasuki sekolah militer.

Pada masa kemerdekaan Indonesia 1945 - 1946, ia banyak terlibat aktif dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved