TRIBUNWIKI
TOKOH Berdarah Batak yang Sukses Berkarir di Militer, Ada yang Pernah Jadi Menteri & Masih Bertugas
Deretan tokoh berdarah batak yang menjabat sebagai Jenderal, ada yang masih bertugas untuk membela negara.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
Selain itu, Panggabean juga dipercaya menjadi pelatih militer di Kotapraja Sibolga sebelum akhirnya dilantik menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Batalion Pertama Region 4 Divisi ke-10 di Sumatera hingga 1949.
Satu dekade berikutnya, karir militer Panggabean menanjak setelah dipercaya menjabat Kepala Staf Res Brigade Tapanuli KMD Sektor IV/Sub Terr VII Sumut pada 1950 hingga 1959.
Di sela-sela masa bertugas tersebut, Jenderal kelahiran kota Tarutung, Sumatera Utara ini pernah mengikuti Infantry Officer Advance Course di negara Paman Sam.
Pada 1959, Panggabean menjadi Komandan Batalion sebelum akhirnya dipindahkan ke TT II/Sriwijaya sebagai Komandan Resort.
Pada 1998, namanya sempat disebut hadir bersama 3 perwira tinggi lain, Amir Machmud, M. Jusuf dan Basuki Rahmat, yang diakui banyak pihak bahwa para pejabat militer ini hadir saat penandatanganan Supersemar.
Karir militer suami Meida Tambunan ini terus menanjak dengan menjabat sebagai Wakil Panglima TNI-AD pada 1966.
Tiga tahun berikutnya, Panggabean adalah Panglima TNI-AD sekaligus merangkap salah satu jabatan paling disegani saat itu, Pangkopkamtib, pada 1969.
Dan lima tahun sesudahnya, Maraden Panggabean menduduki jabatan tertinggi bidang kemiliteran Indonesia sebagai Menhankam/Pangab periode 1974 - 1978.
Seperti layaknya pejabat Orde Baru, Panggabean juga terlibat aktif dalam panggung politik khususnya bersama Partai Golkar.
Pada 1973, pejabat militer kelahiran 1922 duduk dalam keanggotaan Badan Eksekutif Partai Beringin tersebut sebelum akhirnya terpilih sebagai Ketua Badan Eksekutif setahun berikutnya.
Pada 1978 - 1983, Panggabean dipercaya mengampu jabatan politik/militer sebagai Menko Polkam Kabinet Pembangunan III.
Jabatan politik tertinggi yang diampu Purnawirawan AD ini adalah Ketua Dewan Pertimbangan Agung, menggantikan K.H. Idham Chalid, yang dijabat mulai 1983 - 1988.
Di samping aktif di bidang politik kemiliteran, Panggabean juga banyak terlibat dalam bidang sosial masyarakat seperti Ketua Penasehat Lembaga Pemufakatan Adat dan Kebudayaan Batak (LPAKB) dan Pembina Yayasan Bina Bonapasogit yang pendiriannya dilatarbelakangi penanggulangan bencana alam gempa di Tarutung.
Maraden Saur Halomoan Panggabean menutup mata selamanya dalam usia 78 tahun, bertepatan pada Minggu, 28 Mei 2000, pukul 18.50 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta setelah menjalani perawatan sekitar satu bulan akibat serangan stroke.
Setelah disemayamkan di rumah kediaman Jalan Teuku Umar No 21, Jakarta Pusat dan dilangsungkan upacara adat Batak dan upacara gereja, jenazah Jenderal bintang empat ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia untuk dimakamkan di TMP Kalibata dengan upacara militer.