Berita Internasional
Kekacauan Sri Lanka: Istana Kepresidenan Dibobol, Ada Tumpukan Uang dan Celana Dalam Gotabaya
Kondisi negara Sri Lanka semakin genting. Pengunjuk rasa telah menerobos masuk ke Istana Presiden pada Minggu (10/7/2022).
TRIBUN-MEDAN.com - Kondisi negara Sri Lanka semakin genting. Pengunjuk rasa telah menerobos masuk ke Istana Presiden pada Minggu (10/7/2022).
Para pengunjuk rasa tidak akan meninggalkan Istana sebelum Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe benar-benar mundur.
Sebelumnya, Presiden Gotabaya Rajapaksa dan perdana menterinya sudah menyatakan akan mengundurkan diri.
Gotabaya pun telah meninggalkan Sri Lanka di tengah kekacauan dan tak tahu entah dimana. Sebanyak 26 menteri juga telah menyatakan mengundurkan diri dan tidak tahu berbuat apa lagi.
Keadaan Sri Lanka telah masuk dalam kategori darurat internasional. Seluruh dunia tengah menyoroti kekacauan di sana.
Sementara, di sisi lain, rakyat yang kelaparan telah menduduki Istana Presiden. Mereka menikmati fasilitas yang ditinggalkan Gotabaya Rajapaksa.
Pengunjuk rasa menikmati sejumlah fasilitas seperti kolam renang, sofa, ruang makan, dan sejumlah fasiitas lain.
Pada sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat pengunjuk rasa bersenang-senang menikmati fasilitas mewah di istana.
Mereka juga mengambil foto narsis dan memanjakan diri mereka dengan berenang di Istana kepresidenan setelah berhasil membobolnya.
"Kami berada di kamar Gotabaya, ini pakaian dalam yang ditinggalkannya," kata seorang pemuda sambil memegang celana hitam di video langsung yang dibagikan di beberapa saluran media sosial sebagaimana dilansir CNA.
Baca juga: Nasib Model Cantik Berdarah Swiss, Dulu Nikahi Artis dari Malaysia Tapi Cerai, Suami Kedua Dipenjara
Baca juga: Pernikahannya Bakal Digelar 5 Hari Secara Live di TV, Via Vallen Banjir Hujatan Netizen
Gotabaya Rajapaksa Harus Benar-benar Mundur
“Presiden harus mengundurkan diri, perdana menteri harus mengundurkan diri, dan pemerintah harus pergi,” kata penulis drama Ruwanthie de Chickera dalam konferensi pers di lokasi protes utama di Kolombo.
Diapit oleh para pemimpin aksi protes lain, de Chickera menuturkan bahwa massa tidak akan keluar dari kediaman presiden dan perdana menteri sampai keduanya benar-benar mundur.
Kendati pengunjuk rasa menyerbu, pihak keamanan tidak melakukan apa-apa. Mereka tetap memegang senjata serbu tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.
“Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya,” kata BM Chandrawathi kepada Reuters.
Chandrawathi bekerja sebagai penjual sapu tangan, ditemani oleh putri dan cucunya, dan dia mencoba sofa mewah di kamar tidur lantai pertama.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Warga-Sri-Lanka-berpose-untuk-berfoto-di-dalam-istana-kepresidenan-Sri-Lanka.jpg)