Kasus DBD

CUACA PANAS, Kota Siantar Zona Merah Kasus DBD

Angka kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kota Siantar meningkat dan kian mengkhawatirkan

Penulis: Alija Magribi | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) Medan melakukan "fogging" atau pengasapan di Taman Ahmad Yani, Medan, Sumatera Utara, Jumat (06/03/2020).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUN-MEDAN.COM,SIANTAR- Angka kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kota Siantar meningkat.

Namun, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Siantar, kasus tersebut termasuk Kasus Luar Biasa (KLB) sehingga dinyatakan zona merah kasus DBD.

Status KLB Demam Berdarah (Dengue (DBD) di Kota Siantar dengan titik penyebaran meliputi delapan kecamatan.

Sudah enam minggu sejak dinyatakan KLB, telah dilakukan kegiatan penanganan.

Baca juga: Cegah Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 7 Cara Mudah Ini

Namun tidak menunjukkan penurunan kasus yang signifikan hingga saat ini.

Epidemiologi Ahli Muda pada Dinas Kesehatan Kota Siantar, Domen Silalahi mengatakan, penyakit DBD yang kini dinyatakan KLB pun dipengaruhi oleh peralihan cuaca saat ini terjadi.

Dimana kadang turun hujan dan panas, sehingga nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

"Sepertinya begitu, karena terkadang hujan dan terkadang panas. Jadi ada air yang menggenang disaat musim hujan dan nyamuk bertelur, di musim panasa telur nyamuk itu menetas," ungkap Domen Silalahi diwawancarai di ruangan kerjanya, Kamis (14/7/22) siang.

Baca juga: Obat DBD Langka di Asahan, Pasien Cuma Diberi Parasetamol

Domen Sialali menyarankan warga agar melakukan Pemusnahan Sarang Nyamuk (PSN), sehingga kasus tambahan dan berulang tidak lagi didapat di tempat yang sama.

Bahkan pihaknya juga sudah melakukan penyelidikan epidemiologi ke delapan kecamatan di Pematangsiantar dengan survei jentik nyamuk oleh pihak puskesmas.

Di Kota Siantar sendiri, sejak bulan Januari hingga Juli 2022 saat ini terdapat 317 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Sementara angka kematian sebanyak 7 orang selama tahun 2022 ini.

Baca juga: Penyakit DBD Mulai Jangkiti Warga Kota Medan di Masa Pancaroba

"Rincian kasus perbulannya itu, Januari 47 kasus, February 24 kasus, Maret 39 kasus, April 28 kasus, Mei 81kasus, Juni 82 kasus dan Juli sampai saat ini terdapat 16 kasus. Untuk data perkecamatan itu, Kecamatan Siantar Martoba paling tinggi kasus DBD. Rata-rata usia yang meninggal karena DBD berusia, 8, 35, 41, 54 , 57,  60 dan 64 tahun," ungkap Demon Silalahi kembali.

Disampaikan Domen Silalahi kembali, untuk penanganan kasus DBD sendiri, Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar bekerja sama dengan Dinkes Sumatera Utara (Dinkes Sumut). 

Apalagi, Dinkes Provinsi Sumut menyatakan, setelah pengujian laboratorium terdapat empat varian virus. 

Hasil uji laboratorium Dinas Kesehatan, bahwa di Kota Pematangsiantar tak hanya terdapat 1, 2, dan 3 varian.

Baca juga: Musim Pancaroba, Dinkes Ingatkan Masyarakat Terhadap Bahaya DBD dan Ini Gejalanya

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved