Misteri Kematian Brigadir J

Dugaan Penyiksaan dan Pembunuhan Berencana Brigadir J Menyeruak, Autopsi Ulang Punya Kelemahan

Kematian Brigadir J menguak fakta baru soal dugaan pembunuhan berencana disertai adanya penyiksaan fisik

Editor: Array A Argus
INTERNET
Kolase foto Kamaruddin Simanjuntak dan Irjen Dedi Prasetyo 

Ia mengatakan, jika dari awal proses autopsi dilakukan terhadap jenazah Brigadir J, kemungkinan besar bisa diketahui secara detail, dari mana sumber luka di tubuh anggota Brimob tersebut. 

"Tapi kalau dari awal (dilakukan autopsi), maka akan mungkin akan dapat tanda-tanda kekerasan di dalam tubuh jenazah," katanya.

Ia mengatakan, meskipun jenazah Brigadir J sempat diformalin, tentu proses pembusukan tidak bisa dihindari.

Apalagi, ini sudah memasuki hari ke 11 sejak Brigadir J meninggal dunia.

Luka diduga bekas jeratan

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap adanya temuan baru, soal bekas luka di leher Brigadir J.

Keluarga curiga, bahwa bekas garis hitam di leher Brigadir J itu adalah luka jeratan.

"Kami semakin mendapatkan bukti-bukti lain bahwa ternyata almarhum Brigadir Yosua ini sebelum ditembak kami mendapatkan lagi ada luka semacam lilitan di leher artinya ada dugaan bahwa almarhum Brigadir Yoshua ini dijerat dari belakang," kata Anggota Kuasa Hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

 

 

Kamaruddin menuturkan bahwa jeratan di leher itu disebutnya meninggalkan bekas luka di jenazah ajudan Irjen Ferdy Sambo itu.

Dia juga sempat menunjukkan foto bekas luka itu di hadapan awak media.

"Jadi di dalam lehernya itu ada semacam goresan yang keliling dari ke kanan ke kiri seperti ditarik pakai tali dari belakang, dan meninggalkan luka memar," ungkap Kamarudin.

Kamaruddin pun menyakini, bukti-bukti itu menunjukkan adanya dugaan penganiayaan yang dialami Brigadir J sebelum tewas ditembak.

Pelakunya juga diduga lebih dari satu orang.

"Kami semakin yakin bahwa memang pelaku dugaan tindak pidana ini adalah terencana oleh orang-orang tertentu dan tidak mungkin satu orang karena ada orang yang berperan pegang pistol, ada yang menjerat leher, ada yang menggunakan senjata tajam dan sebagainya," pungkasnya.(tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved