Berita Nasional
Terkekang, Alasan Kopda Muslimin Tega Bayar Pembunuh Bayaran untuk Menembak Sang Istri
Salah satu tersangka kasus penembakan istri TNI di Semarang, Jawa Tengah buka suara soal alasan Kopda Muslimin (Kopda M) menyewa pembunuh bayaran.
TRIBUN-MEDAN.com - Salah satu tersangka kasus penembakan istri TNI di Semarang, Jawa Tengah buka suara soal alasan Kopda Muslimin (Kopda M) menyewa pembunuh bayaran.
Adalah Agus Santoso atau Gondrong yang membeberkan keluhan Kopda Muslimin hingga nekat membayar orang untuk menembak istrinya, Rina Wulandari.
Menurut Agus, Kopda Muslimin merasa tidak kuat lagi menjalani bahtera rumah tangga bersama istrinya.
Baca juga: Polisi Sebut Kopda M Otak Penembakan Istri TNI di Semarang, Ungkap Motif dan Buru Pelaku
Agus menuturkan berawal saat Sugiyono alias babi mendatanginya di Magetan, Jawa Timur.
Babi menyampaikan soal order Kopda Muslimin yang ingin mencelakakan istrinya.
"Saat itulah saya datang ke Semarang bersama babi dan beristirahat di tempat istri saya.
Waktu itu tiga minggu sebelum kejadian," ujarnya saat mensinkronkan keterangan di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Kemudian Agus bertemu dengan Kopda Muslimin di kediamannya.
Di rumah Kopda Muslimin, dia pun melakukan percakapan secara berbisik-bisik.
"Keesokan hari pada saat malam Minggu bertemu lagi dengan Kopda Muslimin di daerah Padasan Simongan di situlah dia (Kopda Muslimin) mulai bercerita," tuturnya.
Menurutnya, Kopda Muslimin pun menceritakan tentang keadaan keluarganya.
Kopda Muslimin disebut merasa tidak kuat terhadap tekanan istrinya.
"Dia (Kopda Muslimin) tidak kuat tekanan dari istrinya yang selalu mengekang.
Dia meminta agar istrinya dibunuh," tutur dia.
Namun permintaan tersebut tidak langsung dituruti Agus.
Dia menyarankan agar Kopda Muslimin tidak terburu-buru membunuh istrinya.
"Jangan buru-buru bang. Kasih pelajaran dulu.
Kasih saja air kecubung. Kalau dia (Rina) sakit khan kembali ke suaminya. Saya bilang begitu," tuturnya.
Baca juga: 6 Fakta Penembakan Istri TNI, Suami Terlibat Asmara, Panglima TNI: Perbuatan Tak Manusiawi
Pada akhirnya, saran Agus didengarkan oleh Kopda Muslimin dan memintanya untuk mencari buah kecubung.
Rupanya Kopda Muslimin tidak berani mencampurkan kecubung ke minuman istrinya.
"Bang Mus takut ketahuan istrinya jika mencampurkan kecubung ke minuman. Hari berikutnya juga begitu," tutur dia.
Berselang empat hari kemudian, Agus pun mendatangi rumah Kopda Muslimin untuk membatalkan pekerjaan tersebut.
Dia meminta uang untuk jasanya dan transport pulang ke Magetan.
"Saya dikasih uang segepok. Seingat saya setelah dihitung jumlahnya Rp 2 juta setelah dapat uangnya saya pulang ke Magetan," tutur dia.
Sesampainya di rumah, dirinya didatangi tetangganya yakni tersangka Dwi Septiono menawari senjata api.
Karena ingin tahu wujud pistol tersebut dia dihubungkan tetangganya kepada pemilik pistol melalui video call.
"Saya lihat apakah pistol itu airsoftgun, rakitan atau asli, Setelah saya lihat asli.
Kemudian saya menelpon babi jika mau bisa transfer uang ternyata tidak bisa.
Kemudian saya menelpon pemilik pistol dan menawarkan pistol itu dibayar di Semarang.
Keduanya setuju dan langsung ke Semarang di daerah Bates," imbuhnya.
Sesampainya di Semarang, ia mempertemukan babi dengan Dwi Septiono.
Saat itulah terjadi transaksi jual beli senjata api.
"Senjata api itu harganya Rp 3 juta.
Tetapi saya potong Rp 1 juta. Yang meminta Kopda Muslimin," tutur dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
