Berita Nasional

Terkekang, Alasan Kopda Muslimin Tega Bayar Pembunuh Bayaran untuk Menembak Sang Istri

Salah satu tersangka kasus penembakan istri TNI di Semarang, Jawa Tengah buka suara soal alasan Kopda Muslimin (Kopda M) menyewa pembunuh bayaran.

Dispenad
LIMA PELAKU PENEMBAKAN ISTRI ANGGOTA TNI: KASADA Jenderal TNI Dudung Abduracham didampingi Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Widi Prasetijono dan Kapolda Irjen Ahmad Luthfi memberikan penghargaan kepada seluruh tim gabungan TNI-Polri saat konferensi pers, Senin (25/7/2022). Tim gabungan berhasil meringkus 5 pelaku pembunuh bayaran ditangkap terhadap istri anggota TNI inisial RW (37). Sang suami bernama Kopda Muslimin atau Kopda M tengah diburu kesatuannya. Suami diduga sudah empat kali mencoba membunuh istrinya RW, mulai dari diracun hingga disantet. Terakhir pelaku menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi korban. Namun sang istri, RW berhasil lolos dari maut. (Dispenad) 

TRIBUN-MEDAN.com - Salah satu tersangka kasus penembakan istri TNI di Semarang, Jawa Tengah buka suara soal alasan Kopda Muslimin (Kopda M) menyewa pembunuh bayaran.

Adalah Agus Santoso atau Gondrong yang membeberkan keluhan Kopda Muslimin hingga nekat membayar orang untuk menembak istrinya, Rina Wulandari.

Menurut Agus, Kopda Muslimin merasa tidak kuat lagi menjalani bahtera rumah tangga bersama istrinya.

Baca juga: Polisi Sebut Kopda M Otak Penembakan Istri TNI di Semarang, Ungkap Motif dan Buru Pelaku

Agus menuturkan berawal saat Sugiyono alias babi mendatanginya di Magetan, Jawa Timur.

Babi menyampaikan soal order Kopda Muslimin yang ingin mencelakakan istrinya.

"Saat itulah saya datang ke Semarang bersama babi dan beristirahat di tempat istri saya.

Waktu itu tiga minggu sebelum kejadian," ujarnya saat mensinkronkan keterangan di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).

Anggota TNI, Kopda M yang istrinya jadi korban penembakan di Semarang kini menghilang
Anggota TNI, Kopda M yang istrinya jadi korban penembakan di Semarang kini menghilang (YouTube Tribun Jateng dan IST)

Kemudian Agus bertemu dengan Kopda Muslimin di kediamannya.

Di rumah Kopda Muslimin, dia pun melakukan percakapan secara berbisik-bisik. 

"Keesokan hari pada saat malam Minggu bertemu lagi dengan Kopda Muslimin di daerah Padasan Simongan di situlah dia (Kopda Muslimin) mulai bercerita," tuturnya.

Menurutnya, Kopda Muslimin pun menceritakan tentang keadaan keluarganya.

Kopda Muslimin disebut merasa tidak kuat terhadap tekanan istrinya.

"Dia (Kopda Muslimin) tidak kuat tekanan dari istrinya yang selalu mengekang.

Dia meminta agar istrinya dibunuh," tutur dia.

Namun permintaan tersebut tidak langsung dituruti Agus.

Dia menyarankan agar Kopda Muslimin tidak terburu-buru membunuh istrinya.

"Jangan buru-buru bang. Kasih pelajaran dulu.

Kasih saja air kecubung. Kalau dia (Rina) sakit khan kembali ke suaminya. Saya bilang begitu," tuturnya.

Baca juga: 6 Fakta Penembakan Istri TNI, Suami Terlibat Asmara, Panglima TNI: Perbuatan Tak Manusiawi

Pada akhirnya, saran Agus didengarkan oleh Kopda Muslimin dan memintanya untuk mencari buah kecubung.

Rupanya Kopda Muslimin tidak berani mencampurkan kecubung ke minuman istrinya.

"Bang Mus takut ketahuan istrinya jika mencampurkan kecubung ke minuman. Hari berikutnya juga begitu," tutur dia.

Berselang empat hari kemudian, Agus pun mendatangi rumah Kopda Muslimin untuk membatalkan pekerjaan tersebut.

Dia meminta uang untuk jasanya dan transport pulang ke Magetan.

"Saya dikasih uang segepok. Seingat saya setelah dihitung jumlahnya Rp 2 juta setelah dapat uangnya saya pulang ke Magetan," tutur dia.

Sesampainya di rumah, dirinya didatangi tetangganya yakni tersangka Dwi Septiono menawari senjata api.

Karena ingin tahu wujud pistol tersebut dia dihubungkan tetangganya kepada pemilik pistol melalui video call.

"Saya lihat apakah pistol itu airsoftgun, rakitan atau asli, Setelah saya lihat asli.

Kemudian saya menelpon babi jika mau bisa transfer uang ternyata tidak bisa.

Kemudian saya menelpon pemilik pistol dan menawarkan pistol itu dibayar di Semarang.

Keduanya setuju dan langsung ke Semarang di daerah Bates," imbuhnya.

Sesampainya di Semarang, ia mempertemukan babi dengan Dwi Septiono.

Saat itulah terjadi transaksi jual beli senjata api.

"Senjata api itu harganya Rp 3 juta.

Tetapi saya potong Rp 1 juta. Yang meminta Kopda Muslimin," tutur dia.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved