Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Tak Cukup Menyoroti Kasus Brigadir J, Presiden Jokowi Diminta Tegas Sikapi Kecurigaan pada Polri
Kasus tewasnya Brigadir J masih berlarut-larut. Hingga kini belum ada titik terang pengungkapan kasus ini.
TRIBUN-MEDAN.com - Kasus tewasnya Brigadir J masih berlarut-larut.
Hingga kini belum ada titik terang pengungkapan kasus ini.
Bahkan Presiden Jokowi pun menyoroti kasus yang dilipiti kejanggalan tersebut.
Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara, Adi Kurniawan, meminta Presiden Joko Widodo segera mengambil sikap tegas terkait tewasnya Brigadir J di kediaman Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Menurut dia, sikap tegas Presiden Jokowi diperlukan untuk menurunkan tensi kecurigaan masyarakat terhadap institusi Polri.
"Karena bila tidak, hal ini akan berdampak pada mutu penegakan hukum di tanah air," kata dia, dalam keterangannya, pada Senin (1/8/2022).
Dia meyakini Presiden Jokowi mampu memberikan saran dan solusi terbaik.
"Agar Polri yang kita banggakan ini, kembali ke jalur idealnya," ujarnya.
Dia menyayangkan ekses atau konsekuensi yang ditimbulkan dari lambannya penanganan kasus.
Salah satunya yaitu memicu gelombang pertanyaan dan kecurigaan masyarakat terhadap institusi Polri.
"Kalau sudah begini, sorot mata masyarakat tidak lagi tertuju kasus tewasnya Brigadir Joshua, tapi kepada kredibilitas pimpinan lembaga Polri," tambahnya.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi sudah dua kali bicara mengenai kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Jokowi meminta proses hukum dilakukan saat berbicara untuk pertama kali tentang kasus Brigadir J ini saat di Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022).
Lalu, Jokowi meminta kasus Brigadir J diungkap secara terang benderang dan tidak ditutup-tutupi. Ini disampaikan saat kunjungan kerja di Pulau Rinca, Kapupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada (22/7/2022).
Pemaparan Uji Balistik