Kasus Brigadir J

SASAR Kasus Brigadir J, Cipayung Plus Sumut Desak Kapolri Jenderal Listyo Segera Mundur

Cipayung Plus Sumut Desak Kapolri Jenderal Listyo Segera Mundur sebagai buntut dari kasus tewasnya Brigadir J. Presiden Jokowi juga diminta evaluasi.

TRIBUN MEDAN/EDWARD GILBERT MUNTHE
Kumpulan Organisasi Mahasiswa yang terdiri Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara, Wira Putra, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Utara, Arifuddin Bone, Ketua Umum Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara, Abdul Rahman, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumatera Utara, Daniel Sigalingging, Ketua Umum PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumatera Utara, Muhammad Tarmizi, dan juga Koordinator Wilayah Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sumatera Utara dan Aceh, Hendra Manurung, melakukan konferensi pers dalam hal menyikapi kasus penembakan Brigadir J yang tak kunjung usai,Sabtu(6/8/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Cipayung Plus Sumatera Utara menggelar konferensi pers terkait kasus tewasnya Brigadir J, di Kedai Sumatera Jalan Pasar 1 No 48, Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sabtu (6/8/2022).

Temu pers menyasar kasus tewasnya Brigadir J dihadiri oleh perwakilan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan juga Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Baca juga: TRAGIS, Kakak Beradik Tewas saat Hadiri Pemakaman Adat Batak Sari Matua, Duka Bertimpa Duka

Cipayung Plus menilai kasus tewasnya Brigadir J terlalu berlarut-larut dan hanya menghasilkan asumsi liar di tengah masyarakat.

"Polri Presisi merupakan singkatan dari prediktif, responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan membuat  pelayanan dari kepolisian lebih terintegrasi, modern, mudah, dan cepat. Sikap ini adalah yang diinginkan untuk menuntaskan permasalahan di masyarakat oleh aparat penegak hukum. Upaya mengubah image polri yang dulu menyeramkan dan arogan menjadi humanis sudah mulai terlihat dengan hadirnya jargon Presisi dan seluruh program pendukungnya," ujar Ketua DPD GMNI Daniel Sigalingging.

Baca juga: WHO Tetapkan Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Ini Gejala dan Penularannya

Kumpulan organisasi mahasiswa tersebut menganggap, permasalahan yang tak kunjung usai ini akan membuat kurangnya rasa percaya masyarakat kepada institusi yang selalu siap sedia membantu masyarakat ini.

"Kini upaya perbaikan itu mulai tergerus kembali dan masyarakatpun mulai pupus dengan ditampilkannya di hadapan publik headline news yang setiap hari berseliweran di televisi maupun di jagat maya. Akibat dari kasus penembakan Brigadir J seperti tak kunjung usai yang melibatkan oknum pejabat tinggi di polri."tambahnya.

Saat ini, mereka menyayangkan hal tersebut bisa terjadi, seharusnya polisi menjaga ketertiban malah menjadi biang kegaduhan di masyarakat akibat peristiwa pembunuhan brigadir J di kediaman mantan Kadiv. Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

"Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat sehingga banyak spekulasi liar yang bermunculan. Dimulai dari kejanggalan kasus, berubah-ubahnya keterangan dan ketidaksesuaian dengan fakta di lapangan, serta lamanya penanganan kasus justru menunjukkan semakin jauh dari semangat presisi, dan semakin menghilangkan kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum tersebut."lanjutnya.

Mereka juga berpandangan bahwa, narasi dugaan pelecehan seksual terhadap istri dari Kadiv Propam Ny. Putri Ferdy Sambo jika benar terjadi malah justru menunjukkan bahwa Kapolri dengan visi Presisinya tidak mampu mengisi nilai-nilai moral pada anggotanya.

Kemudian dari pada itu, Cipayung Plus menuntut agar dilakukan Tes Urin kepada seluruh oknum polisi yang terlibat dengan peristiwa ini dan untuk dibuka hasilnya kepada publik.

"Kami memandang bahwa sedikit saja terjadi perbedaan kronologis awal yang disampaikan dan dibandingkan dengan temuan-temuan di lapangan justru membuat adanya asumsi bahwa peristiwa ini adalah sebuah skenario besar. Juga rasanya perlu diadakan tes urin terhadap anggota Polri yang terlibat dilokasi penembakan."jelasnya.

Terakhir, Daniel dan perwakilan dari setiap cipayung yang hadir menegaskan dan meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi kinerja Kapolri dan meminta kepada Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk mundur dari jabatannya.

"Untuk itu, Cipayung Plus Sumatera Utara meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi serta memberhentikan Kapolri untuk menjaga wibawa institusi Polri. Kami juga meminta Kapolri untuk mundur dari jabatannya, karena dinilai tidak mampu memimpin dan merubah lembaga Kepolisian menjadi lebih baik seperti yang di dambakan masyarakat dan jauh dari visi Presisi. Rasanya tuntutan ini tidak berlebihan karena ini merupakan klimaks atas berbagai peristiwa negatif yang melibatkan oknum polri di berbagai wilayah Indonesia," tutupnya.

REKAMAN CCTV Istri Irjen Ferdy Sambo Menangis Pulang ke Rumah Pribadi Seusai Brigadir J Tewas

Reaksi istri Irjen Ferdy Sambo yakni PC, terekam kamera CCTV sesaat setelah insiden baku tembak yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo, pada 8 Juli lalu.

Dalam rekaman CCTV , terungkap bahwa istri Ferdy Sambo itu menangis seusai dua ajudan sang suami terlibat baku tembak.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved