Brigadir J Ditembak Mati
PENGAKUAN Bharada E, Senjata Brigadir J Digunakan Sang Atasan untuk Menembak Dinding Rumah Dinas
Bharada E mengatakan kesaksian itu sudah dituangkan ke Berita Acara Pemeriksaan (BAP)."Iya seperti itu," kata Deolipa.
Ia juga mengakui belum adanya barang bukti seperti baju terakhir yang dipakai Brigadir J, HP, senjata yang dipakai untuk menembak, serta CCTV.
Soleman juga mengatakan bahwa adanya alibi Ferdy Sambo sedang PCR di luar, sebagai alibi yang disiapkan layaknya proses kerja mafia. "Mereka membuat alibi, bapak Sambo PCR di luar rumah. Lalu ada berita bohong, Kompolnas mengatakan adanya tembak-menembak, karena bela diri, lalu Bharada E disebut ahli tembak. Ada juga cerita menembak dari atas tangga makanya dia tidak kena," papar Ponto.
Padahal Polisi bilang itu bukan bela diri, sehingga pernyataan bela diri yang diungkap ke publik sebagai berita bohong. Dikatakan juga bahwa Bharada E ahli menembak, padahal LPSK bilang bukan ahli, bahkan pistolnya baru diberikan bulan November 2021. Lalu katanya tembakan mengenai sasaran karena posisi lebih tinggi, dari atas tangga. Tapi Komnas HAM merilis bahwa saat ada tembakan ada yang bersembunyi di balik kulkas.
Jadi pada peristiwa tersebut jelas tidak ada bela diri, tak ada tembak-menembak mungkin malah ditembak. Bharada E bukan jago tembak, juga bukan ajudan, tapi sopir. "Jadi 4 persyaratan mafia terpenuhi, makanya kita harus membantu Polisi membersihkan mafia dalam tubuh Polisi," kata Ponto.
Menanggapi unggahan tersebut pengacara Brigadir J meminta Panglima TNI untuk membantu menyelesaikan kasus di Kepolisian. "Mohon kepada yth. Panglima TNI untuk melibatkan TNI AD, TNI AL & TNI AU untuk membantu Polri guna melawan Mafia itu," kata Kamaruddin Simanjuntak.
Baca juga: MANTAN Kepala Badan Intelijen Strategis (KABAIS) TNI: Polisi Lawan Mafia di Rumah Polisi
(*/tribun-medan.com/ kompas.tv/ tribunnews.com)
