MOTIF Jaga Martabat Keluarga, Ferdy Sambo Panggil Bharada E dan RR untuk Rencanakan Bunuh Brigadir J
Teka-teki motif penembakan Brigadir J mulai terkuak setelah Irjen Ferdy Sambo menjalani pemeriksaan selama 7 jam di Mako Brimob.
Awal karir Ferdy Sambo dimulai sebagai Perwira Pertama (Pama) di Lemdiklat Polri. Ia kemudian menapaki karir di dunia reserse kawasan Jakarta Timur.
Setelah bertugas di lingkungan Polda Jabar selama 5 tahun, Ferdy Sambo kembali ditugaskan di Ibu Kota. Ia didapuk sebagai Kasatreskrim Polres Jakarta Barat pada 2010.
Karier Ferdy Sambo terus bersinar. Ia dipercaya menjabat Kapolres di Purbalingga tahun 2012 dan Kapolres Brebes 2013.
Setelah itu, Ferdy Sambo menjabat Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya tahun 2015. Saat itulah nama Ferdy Sambo mulai melambung. Pasalnya, Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang saat itu dipimpin Krishna Murti berhasil membongkar kasus kopi sianida.
Begitu pula kasus besar peristiwa bom bunuh diri di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Tragedi ini dikenal sebagai Bom Sarinah.
Kedua kasus itu mengantarkan Krishna Murti dan Ferdy Sambo ke jenjang lebih bergengsi. Belakangan bintang Ferdy Sambo lebih bersinar. Ia menyalip karir Krishna Murti yang sampai saat ini masih berpangkat Brigjen.
Ferdy Sambo menjadi perwira termuda yang bergelar jenderal bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen) pada 16 November 2020.
Ferdy Sambo didapuk menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.
Namun, bintang terang itu kini meredup. Bahkan karir moncer Sambo bisa dikatakan hancur karena terjerat kasus pembunuhan Brigadir J, yang notabene adalah ajudannya.
Ia dicopot dari jabatan Kadiv Propam Polri. Ferdy Sambo juga tengah diperiksa dugaan pelanggaran kode etik. Tak tertutup kemungkinan Ferdy Sambo dikenai sanksi pemberhentian tidak dengan hormat atau pemecatan.
Bukan itu saja. Ferdy Sambo karena Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati. (tribunmedan.com)